Senin, 17 September 2012

Cerita : Tentang Kampung Naggewer Tasikmalaya



Cerita Tentang Kampung Naggewer Tasikmalaya
Berawal dari kejadian di Sumedang Larang,  lima orang bersaudara yang gagah berani berhasil  menumpas gerombolan kejahatan yang seringkali meresahkan rakyat. Kelima orang itu  tidak deketahui nama aslinya, namun memiliki julukan dan panggilan masing masing. Sangkleng dikenal sangat kuat dan tidak pernah basi basi dalam menyelesaikan perkara, Kidang memiliki kelebihan dalam berlari seperti Kijang, Jidang seorang alim dan memiliki ilmu tinggi dalam ilmu keagamaan,   Gajig seorang pemimpin yang selalu  sukses menumpas kejahatan dan Bonan seorang muda memilki ilmu kanuragan yang tinggi. Konon katanya ke lima orang ini memiliki garis keturunan dengan Sumedang Larang.
 Diceritakan penumpasan dipimpin oleh Gajig sukses menangkap pemimpin penjahat, setelah melakukan pertarungan sengit  sebelumnya, karena  penjahat melakukan perlawanan yang sengit,  dalam pertarungan itu Bonan mengalami  luka berat akibat sabetan penjahat.
Melihat pertarungan  dan setelah penjahat melukai Bonan yang  hampir saja  penjahat  itu berhasil  kabur,   rakyat waktu itu  yang sudah sangat benci dan dendam ikut mengepung bahkan  setelah penjahat itu tertangkap rakyat mengahakimi sendiri. Kejadian itu mendapat perhatian  dari pejabat      Sumedang, dan diputuskan bahwa kelima orang itu bersalah  harus bertanggung jawab atas penghakiman oleh massa.
Kelima orang ini tidak terima dengan keputusan penjabat Sumedang itu, dan “ngagelig”   keluar dari lingkungan Sumedang dan bersama sama menuju Gunung Cakra Buana, sayang akibat luka yang parah dalam perjalanan BONAN meninggal,  menurut cerita Bonan meninggal  di gunung yang sekarang dinamakan  Gunung Bonan. Setelah itu, kelima orang itu bersepakat untuk memencar di Kaki Gunung Cakra Buana.
Jidang menetap di salah satu kaki Gunung Cakra Buana, sekarang di kenal dengan Kampung Guranteng, dan Gajig  sempat sempat mangkal    untuk bertapa didekat sungai, sekarang Kampung Pangkalan, namun tidak lama karena  selalu  ada yang menggangu “nyarenghor” entah binatang atau makhluk halus,    sekarang  kampung itu bernama  Nyalenghor . Gajig pergi ke selatan dan membangun gubug di kampung Lamping, tempat itu sekarang dikenal dengan nama Kabuyutan. Gajig kemudian membuka kampung dan sawah.  Tidak Lama  di tinggal di Lamping pindah ke sawah. Sekarang sawah itu di kenal dengan nama kampung Nanggewer.
Menurut cerita, kata ”nanggewer”  itu berasal dari kata “nangeran”  yang berarti tempat tinggal pangeran. Mungkin menganggap Gajig itu adalah pangeran dari Sumedang.
Makam Mbah Gajig dikuburkan di dekat Patapaan dan berada di kebun keluarga Bapak Kartasenjaya.
KUWU pertama Naggewer adalah ARSAMANGGALA (Haji Bahrum),  karena kehebatannya memimpin Desa Nanggewer, beliow mendapat bintang dari Bupati Tasikmalaya waktu itu dan kenal dengan nama KUWU BINTANG,  kemudian diganti oleh adik iparnya namanya SUMADIMAJA (Haji Sidik).
Putra dan Buyut Mbah Gajig
1.       Arsamanggala
2.       Nayamanggala
3.        Cakramanggala
4.       Istrinya Sumadimaja
(Oleh Agus Hendradimaja, Disusun berdasarkan cerita dari mulut ke mulut orang tua)

7 komentar:

Gil Wiraatmadja mengatakan...

Kang Agus, saya tertarik nih dengan ceritanya, hehe, mungkin punya silsilah keluarga Arsamanggala ga? 2 tahun sekali sering ke sana, soalnya Almarhum aki saya juga dari Nanggewer soalnya (dikuburkan di pemakaman yang di atas itu).

-Gilang W

gilwiraatmadja [at] gmail.com

Mohammad Arief ramdhan mengatakan...

Kang agus saya terkesan sekali dengan karya anda, saya juga masih keturuna Eyang kuwu bintang (Muhammad Sudiapraja).
terimakasih.
M. Arief Ramdhan.

Sastrapradja mengatakan...

Aku jg dr kuwubintang .. tapi ga hafal silsilahnya.. semoga bisa ada silsilah lengkap sampai generasi yg sekarang..

pijat. Panggilan sri bunga 24 jam bogor mengatakan...

Kasadayana dulur urang nanggewer hayu urang mumule karuhun2 urang.nanggewer seueur karuhun2 anu seueur jasana.

pijat. Panggilan sri bunga 24 jam bogor mengatakan...

Punteun upami rumaos masih aya keturunan ti karuhun2 nu tos teu aya.hayu urang ngabangun besa urang ku tanaga.harta.pikiran.kumah sangkan maju sapertos nuju d sesepuhan ku bpk kuwu bintang

Unknown mengatakan...

Kang saya juga cucunya aki kartasendjaya..

Unknown mengatakan...

Yg diceritakan diatas itu familiar banget, Arsamanggala > buyut H.Bahrum > 7 anak (Aki Danaatmadja,Aki otto, Aki itang, Aki Darus, 3 lagi perempuan).