Senin, 27 Juni 2011

Agama : Al Fatihah dalam shalat

Beginilah Dimensi Shalat

Sabtu, 25 Juni 2011 11:01 WIB

Oleh Abi Muhammad Ismail Halim

As-Shalah adalah nama lain untuk surah pembuka dalam al-Qur'an

al-Karim. Al-Fatihah adalah bagian integral dari shalat, tidak ada

shalat tanpa Al-Fatihah. Rasulullah SAW pernah bersabda, "Barang siapa

shalat tanpa membaca Ummul Qur'an di dalamnya, maka shalatnya kurang,

shalatnya kurang, shalatnya kurang, dan tidak sempurna." (HR Muslim).

Al-Fatihah dikenal pula sebagai 'tujuh ayat yang dibaca

berulang-ulang' (sab'al matsani) di dalam shalat, baik wajib maupun

sunah. (QS al-Hijr [15]: 87).

Di dalam sebuah hadis Qudsi, secara eksplisit Allah SWT mengidentikkan

al-Fatihah dengan as-Shalah. Nabi SAW bersabda, "Allah Yang Mahamulia

dan Mahabesar berfirman: "Aku membagi shalat antara Aku dan hamba-Ku

dua bagian, dan bagi hamba-Ku apa yang dimintanya. Apabila hamba

membaca:

"Alhamdulillahi rabbil 'alamin" (Segala puji bagi Allah Tuhan semesta

alam), maka Allah Yang Mahamulia dan Mahabesar berfirman: "Hamba-Ku

memuji Aku." Apabila ia membaca "Arrahmanirrahim" (Yang Maha Pemurah

lagi Maha Penyayang), maka Allah Yang Mahamulia dan Mahabesar

berfirman: "Hamba-Ku menyanjung Aku."

Apabila ia membaca: "Maliki yaumiddin" (Yang Memiliki hari

Pembalasan), maka Allah berfirman: "Hamba-Ku memuliakan Aku", dan

sekali waktu Dia berfirman: "Hamba-Ku menyerah kepada-Ku". Apabila ia

membaca: "Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in" (Hanya kepada-Mu kami

menyembah dan hanya kepada-Mu kami mohon pertolongan), Allah

berfirman: "Ini antara Aku dan hambaKu, dan bagi hamba-Ku apa yang

dimintanya."

Apabila ia membaca: "Ihdinashshirathal mustaqim. Shirathal ladzina

an'amta alaihim ghairil maghdhubi 'alaihim wa ladhdhallin" (Tunjukilah

kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang Engkau beri

petunjuk atas mereka bukan [jalan] orang-orang yang dimurkai atas

mereka dan bukan [jalan] orang-orang yang sesat). Maka, Allah

berfirman: "Ini untuk hamba-Ku dan bagi hamba-Ku apa yang dimintanya."

(HR Muslim).

Di dalam shalat terjadi dialog yang sangat indah antara seorang hamba

dengan Tuhannya. Di dalamnya juga terangkum penghormatan, penghargaan,

pengakuan, dan cinta sejati (hamd), harap (raja'), dan cemas (khauf).

Selain dimensi vertikal, di dalam shalat terbangun pula sendi-sendi

dari sebuah masyarakat madani (civil society). Shalat berjamaah

merefleksikan interaksi horizontal yang tertib dan teratur. Shaf-shaf

shalat berjamaah memancarkan keindahan dari sebuah keteraturan dan

ketertiban yang terbangun di atas dasar ketaatan, persaudaraan, dan

kesetaraan. Selain interaksi fisik, terjalin pula ikatan hati di

antara para jamaah baik secara lokal maupun global melalui doa-doa

kolektif dan salam yang ditebarkan sebagai penutupnya.

Shalat berjamaah mengajarkan pula prinsip-prinsip kepemimpinan.

Pemimpin atau imam shalat, dipilih berdasarkan kompetensi dan

integritasnya. Jika imam salah, makmum berkewajiban mengingatkan,

bahkan pemimpin yang tidak lagi memenuhi persyaratan. Wallahu a'lam.

Jumat, 03 Juni 2011

agama : Bagaimana Allah memberikan rizki kepada kita

Sebuah teka-teki kehidupan, yang sadar atau tidak sering timbul di dalam pikiran kita, mengapa saya tidak sekaya orang lain ? mengapa mereka yang banyak bermaksiat justru semakin sukses dalam bisnisnya? Apakah ini sudah takdir saya?Untuk itu perlu kita kaji firman Allah Ta'ala berikut ini :"Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan."  QS. Az Zukhruf : 43Bahwa Allah-lah yang mengatur pembagian rezeki kepada hambanya, Allah-lah yang mengatur penghidupan kita (ma'isyah kita) bukan orang lain, bukan pelanggan, bukan pimpinan perusahaan dan bukan diri kita, tapi Allah-lah yang menentukan seberapa banyak rezeki kita hari ini dan esok.Lalu Mengapa Allah Menentukan Rezeki Saya Hanya Sedikit ?Boleh jadi karena Allah tahu batas kemampuan kita, jika diberi kekayaan melimpah kita tidak lagi ingat kepadaNya, kita akan banyak berbuat maksiat. Karena Allah Maha Tahu, Dia mengetahui kadar kemampuan kita dalam menerima fitnah harta."Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. " QS.  Al Baqarah : 233"Dan jikalau Allah melapangkan rezki kepada hamba-hamba- Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka  bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki- Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba- Nya lagi Maha Melihat." QS. Asy Syuura : 27Semua itu terjadi karena Allah tahu kapasitas dan kemampuan kita dalam menerima ujian kekayaan, semua karena kasih sayang Allah kepada hambanya, ada orang yang jika diberi kemiskinan maka dia akan bermaksiat sedangkan jika dia dalam kecukupan maka dia banyak beramal kebajikan. Sebaliknya ada orang-orang yang diberi kemiskinan justru banyak beribadah, sedangkan jika diberi kekayaan akan bermaksiat."Bagi tiap sesuatu terdapat ujian dan cobaan, dan ujian serta cobaan terhadap umatku ialah harta-benda" HR. TirmidziKalau Rezeki Sudah Ditakdirkan Lalu Mengapa Kita Harus Berusaha dan Bekerja ?Kita tidak pernah tahu takdir kita sebelum takdir itu terjadi, oleh karena itu tetaplah berusaha bekerja sungguh-sungguh dan banyak beramal kebaikan untuk menyambut takdir kita, karena kita akan dipermudah menuju takdir kita.Tentang masalah ini, jangankan kita, sahabat Rosulullah-pun menanyakan hal yang sama, buat apa berusaha dan bersusah payah jika sudah ditakdirkan buruk ?"Wahai Rasulullah! Kalau begitu apakah tidak sebaiknya kita berserah diri kepada takdir kita dan meninggalkan amal-usaha? Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang telah ditentukan sebagai orang yang berbahagia, maka dia akan mengarah kepada perbuatan orang-orang yang berbahagia. Dan barang siapa yang telah ditentukan sebagai orang yang sengsara, maka dia akan mengarah kepada perbuatan orang-orang yang sengsara. Kemudian beliau melanjutkan sabdanya: Beramallah! Karena setiap orang akan dipermudah! Adapun orang-orang yang ditentukan sebagai orang berbahagia, maka mereka akan dimudahkan untuk melakukan amalan orang-orang bahagia. Adapun orang-orang yang ditentukan sebagai orang sengsara, maka mereka juga akan dimudahkan untuk melakukan amalan orang-orang sengsara. Kemudian beliau membacakan ayat berikut ini: Adapun orang yang memberikan hartanya di jalan Allah dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya jalan yang sukar." (Shahih Muslim No.4786)Jadi bersyukurlah jika Anda termasuk orang-orang yang dimudahkan dalam berbuat kebaikan. Selain dari itu, perbaiki kualitas agama kita agar kita lebih siap menerima ujian baik kekayaan dan kemiskinan, karena jika kita sudah berbuat baik dengan banyak bersedekah dan bertakwa maka Allah akan memudahkan jalan kesuksesan kita, sekali lagi renungkan firman Allah Ta'ala berikut ini :"Sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda. Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah." QS. Al-Lail : 4 - 7Lalu Bagaimana dengan Mereka yang Berbuat Dosa, Mengapa Mereka Justru Sukses di Dunia ini ?Karena mereka telah melupakan peringatan Allah, maka Allah akan memberikan semua kenikmatan dunia sehingga mereka semakin lupa dan semakin banyak berbuat dosa yang akhirnya akan di azab dengan sekonyong-konyong, sesuai dengan firmannya :"Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa." QS. Al An'aam : 44Jadi berhati-hatilah jika disaat kita banyak berbuat dosa dan maksiat justru Allah memberi rezeki melimpah!Ingatlah :"Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezki kepada orang-orang yang dikehendaki- Nya tanpa batas." QS Al Baqarah :212Wallahu'alam