25 pendapat Eep tersebut dikemukakan sikap umat
Islam yang patut dikoreksi adalah senang membuat kerumunan, tapi tidak
rajin menggalang barisan. Suka marah, tidak suka melakukan perlawanan.
Reaktif, bukan proaktif. Suka terpesona oleh keaktoran, bukan oleh
wacana atau isme yang diproduksi atau dimiliki sang aktor.
Sikap
umat Islam lainnya yang patut dievaluasi adalah sibuk berurusan dengan
kulit, tidak peka mengurusi isi. Gemar membuat organisasi kurang mampu
membuat jaringan. Cenderung memahami segala sesuatu secara simplistis,
kurang suka dengan kerumitan kecanggihan padahal inilah adanya segala
sesuatu itu.
Kata eep Saifullah Fatah, umat Islam sering berpikir
linear tentang sejarah dengan rumus dealektika atau sinergi. Enggan
melihat diri sendiri sebagai tumpuan perubahan, sebaliknya cenderung
berharap perubahan dari atas atau para pemimpin.
Senang membuat
program, kurang mampu membuat agenda. Cenderung memahami dan menjalani
segala sesuatu secara parsial, tidak secara integral atau kaffah.
Senang
bergumul dengan soal-soal jangka pendek, kurang telaten mengurusi
agenda jangka panjang. Terus menerus menyerang “musuh” di markas
besarnya, abai pada prioritas pertama “menyerang musuh” pada gudang
amunisinya.
Kerap menjadikan politik sebagai tujuan bukan politik
sebagai alat. Senang mengandalkan massa abai pada fakta bahwa perubahan
besar dalam sejarah selalu digarap pertama-tama oleh creative minority
(ironisnya, ini justru secara spektakuler dicontohkan Nabi Muhammad SAW
beserta lingkaran kecil di Mekah dan Madinah).
Umat Islam senang
berpikir memakmurkan masjid, kurang giat dan serius bagaimana
memakmurkan jamaah masjid. Senang menghapalkan tujuan sambil mengabaikan
pentingnya metode, tidak berusaha memahami dengan baik tujuan itu
sambil terus mengasah metode.
Senang merebut masa depan dengan
meninggalkan hari ini atau merebut hari ini tanpa kerangka masa depan,
bukannya merebut masa depan dengan mencoba merebut hari ini.
Sangat pandai membongkar dan membongkar, kurang pandai membongkar-pasang.
Sangat
cepat dan gegabah merumuskan musuh baru (dan lama) sangat lamban dan
enggan merangkul kawan baru. Gegap gempita di wilayah ritual, senyap di
wilayah politik dan sosial.
Umat Islam sekarang ini kata Eep selalu
ingin cepat meraih hasil, melupakan keharusan untuk bersabar. Senang
menawarkan program revolusioner tapi abai membangun infrastruktur
revolusi.
Selalu berusaha membuat politik sebagai hitam putih,
bukannya penuh warna tak hingga. Sangat pandai melihat kesalahan pada
orang lain, kurang suka melakukan instrospeksi.
http://noeriskandar.blogspot.com/2007/10/25-kritik-eep-saefullah-fatah-pada-umat.html
Selasa, 09 April 2013
Doa untuk Putraku
Tuhanku...
Bentuklah puteraku menjadi manusia yang cukup kuat untuk mengetahui kelemahannya.
Dan, berani menghadapi dirinya sendiri saat dalam ketakutan.
Manusia yang bangga dan tabah dalam kekalahan.
Tetap Jujur dan rendah hati dalam kemenangan.
Bentuklah puteraku menjadi manusia yang berhasrat mewujudkan cita-citanya
dan tidak hanya tenggelam dalam angan-angannya saja.
Seorang Putera yang sadar bahwa
mengenal Engkau dan dirinya sendiri adalah landasan segala ilmu pengetahuan.
Tuhanku...
Aku mohon, janganlah pimpin puteraku di jalan yang mudah dan lunak.
Namun, tuntunlah dia di jalan yang penuh hambatan dan godaan, kesulitan dan tantangan.
Biarkan puteraku belajar untuk tetap berdiri di tengah badai dan senantiasa belajar
untuk mengasihi mereka yang tidak berdaya.
Ajarilah dia berhati tulus dan bercita-cita tinggi,
sanggup memimpin dirinya sendiri,
sebelum mempunyai kesempatan untuk memimpin orang lain.
Berikanlah hamba seorang putra
yang mengerti makna tawa ceria
tanpa melupakan makna tangis duka.
Putera yang berhasrat
Untuk menggapai masa depan yang cerah
namun tak pernah melupakan masa lampau.
Dan, setelah semua menjadi miliknya...
Berikan dia cukup Kejenakaan
sehingga ia dapat bersikap sungguh-sungguh
namun tetap mampu menikmati hidupnya.
Tuhanku...
Berilah ia kerendahan hati...
Agar ia ingat akan kesederhanaan dan keagungan yang hakiki...
Pada sumber kearifan, kelemahlembutan, dan kekuatan yang sempurna...
Dan, pada akhirnya bila semua itu terwujud,
hamba, ayahnya, dengan berani berkata "hidupku tidaklah sia-sia"
Puisi yang ditulis oleh Jenderal Douglas MacArthur tersebut merupakan sebuah puisi yang luar biasa. Puisi itu adalah sebuah cermin seorang ayah yang mengharapkan anaknya kelak mampu menjadi manusia yang ber-Tuhan sekaligus mampu menjadi manusia yang tegar, tidak cengeng, tidak manja, dan bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri.
Seperti contoh sepenggal puisi di atas yg berbunyi: "Janganlah pimpin puteraku di jalan yang mudah dan lunak, tuntunlah dia di jalan yang penuh hambatan dan godaan, kesulitan dan tantangan." Puisi ini menunjukkan bahwa sang jenderal sadar tidak ada jalan yang rata untuk kehidupan sukses yang berkualitas.
Seperti kata mutiara yang tidak bosan saya ucapkan: "Kalau Anda lunak pada diri sendiri, kehidupan akan keras terhadap Anda. Namun, kalau Anda keras pada diri sendiri, maka kehidupan akan lunak terhadap Anda."
Untuk itu, jangan kompromi atau lunak pada sikap kita yang destruktif, merusak, dan cenderung melemahkan. Maka, senantiasalah belajar bersikap tegas dan keras dalam membangun karakter yang konstruktif, membangun, demi menciptakan kehidupan sukses yang gemilang, hidup penuh kebahagiaan!!
Source : http://rgoesasi.blogspot.com
Langganan:
Postingan (Atom)