Senin, 30 Desember 2013

Dr Lo: Kalau Mau Kaya Ya Jangan Jadi Dokter, tapi Pedagang

Dr Lo: Kalau Mau Kaya Ya Jangan Jadi Dokter, tapi Pedagang

Sabtu, 30 November 2013 | 11:56 WIB
KOMPAS.COM/ M Wismabrata dr. Lo Siaw Ging sedang melayani pasien di Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo, Sabtu (30/11/2013).
 
 SOLO, KOMPAS.com — Dr Lo Siaw Ging menjadi buah bibir di tengah-tengah maraknya aksi mogok para dokter di Indonesia. Dokter yang sudah berusia 79 tahun itu dikenal tidak memasang tarif bagi pasien miskin.

Dr Lo, begitu dia kerap disapa, menyambut setiap yang datang ke ruang praktiknya di Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo, dengan senyum ramahnya. Usianya tidak lagi muda dan berjalan pun harus dengan menggunakan tongkat, tetapi semangat untuk membantu pasien yang membutuhkan pertolongan membuat dirinya tetap datang untuk melayani pasien. Dr Lo bahkan sempat keberatan jika sikapnya ini terlalu dipublikasikan.

"Tidak perlu dibesar-besarkanlah. Itu sudah saya lakukan dari sejak dulu. Menjadi dokter itu memang harus menolong yang sakit dan miskin. Kalau mau kaya ya jangan jadi dokter, tapi jadi pedagang," kata dr Lo kepada Kompas.com, Sabtu (30/11/2013).

Itu adalah pesan dari ayahnya yang terus menjadi penyemangat bagi dr Lo untuk terus berkarya bagi para pasiennya.

"Saya selalu ingat pesan ayah saya, kalau ingin kaya jangan jadi dokter, tapi jadilah pedagang. Saya pun memilih menjadi dokter karena itu cita-cita saya dari sejak kecil," kata dr Lo.

Hal itu yang membuatnya memutuskan bahwa dirinya tidak akan mengenakan tarif kepada pasien yang miskin. Dr Lo mengaku, dirinya melihat bahwa para pasien miskin tidak perlu lagi dibebani dengan biaya pengobatan karena perjuangan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari juga sudah berat.

"Saya katakan tidak usah bayar, uangnya buat beli beras saja," tuturnya tentang pengalamannya bertemu dengan pasien miskin.

Alumni dari Universitas Airlangga tahun 1962 yang sempat mencicipi pendidikan di Manajemen Administrasi Rumah Sakit di Universitas Indonesia ini pernah menjabat sebagai Direktur Utama Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo, periode 1981-2004. Setelah pensiun dari kursi direktur, suami dari Maria Gan May Kwee tersebut tetap melayani pasien di rumah sakit yang sama dan di tempat praktiknya sekaligus rumahnya di Jagalan, Jebres, Solo, sampai kini.

Saat disinggung akan sampai kapan melayani pasien, pengagum sosok dr Oen tersebut mengatakan hingga sampai tubuhnya sudah tidak bisa bergerak.

"Ndak tahu, selama tubuh saya masih bisa bekerja, saya akan melayani," katanya.

Wow, Temukan Rp 3,6 Miliar Supir Taksi Kembalikan Uang

DREAMERSRADIO.COM - Kejujuran supir taksi ini memang harus di acungi jempol dan patut ditiru. Pasalnya seorang supir taksi asal Las Vegas, Amerika Serikat, menemukan Rp 3,6 miliar di mobilnya. Bukan mengambilnya ia pun mengembalikan uang tunai tersebut.
Supir taksi yang bernama Gerardo Gamboa ini mulanya berpikir kalau seseorang telah dengan sengaja meninggalkan tas berwarna cokelat di taksinya. Tetapi pada saat membuka tas tersebut, ia terkejut menemukan enam bundel uang US$ 100.
Dilansir dari Associated Press, Gamboa yang sudah menjadi supir taksi selama 13 tahun menyerahkan uang yang kemudian memberikan kepada pemain poker yang tak dikenalnya. Dari perilakunya Gamboa pun mendapat penghargaan supir taksi terbaik tahun ini dan menerima bonus US$ 1000 oleh bos. Meski demikian, hingga kini ia belum mendengar kabar dari pemain poker tersebut hingga saat ini.
“Jika dia tidak memberikan apa-apa, tidak apa apa. Aku tidak berharap imbalan. Aku hanya ingin melakukan hal yang benar, dan saya menghargai apa yang perusahaan lakukan untuk saya,” ungkap Gamboa.

 http://id.she.yahoo.com/wow-temukan-rp-3-6-miliar-supir-taksi-042200611.html

Kamis, 18 Juli 2013

Puisi mother Theresa


Bila engkau baik hati, bisa saja orang lain menuduhmu punya pamrih; tapi bagaimanapun, berbaik hatilah.

Bila engkau jujur dan terbuka, mungkin saja orang lain akan menipumu; tapi bagaimanapun, jujur dan terbukalah.

Bila engkau mendapat ketenangan dan kebahagiaan, mungkin saja orang lain jadi iri; tapi bagaimanapun, berbahagialah.

Bila engkau sukses, engkau akan mendapat beberapa teman palsu, dan beberapa sahabat sejati; tapi bagaimanapun, jadilah sukses.

Apa yang engkau bangun selama bertahun-tahun mungkin saja dihancurkan orang lain hanya dalam semalam; tapi bagaimanapun, bangunlah.

Kebaikan yang engkau lakukan hari ini, mungkin saja besok sudah dilupakan orang; tapi bagaimanapun, berbuat baiklah.

Bagaimanapun, berikan yang terbaik dari dirimu.

Pada akhirnya, engkau akan tahu bahwa ini adalah urusan antara engkau dan Tuhanmu. Ini bukan urusan antara engkau dan mereka.

(Mother Teresa)

Selasa, 09 April 2013

25 Kritik Eep Saefullah Fatah pada Umat Islam

25 pendapat Eep tersebut dikemukakan sikap umat Islam yang patut dikoreksi adalah senang membuat kerumunan, tapi tidak rajin menggalang barisan. Suka marah, tidak suka melakukan perlawanan. Reaktif, bukan proaktif. Suka terpesona oleh keaktoran, bukan oleh wacana atau isme yang diproduksi atau dimiliki sang aktor.
Sikap umat Islam lainnya yang patut dievaluasi adalah sibuk berurusan dengan kulit, tidak peka mengurusi isi. Gemar membuat organisasi kurang mampu membuat jaringan. Cenderung memahami segala sesuatu secara simplistis, kurang suka dengan kerumitan kecanggihan padahal inilah adanya segala sesuatu itu.
Kata eep Saifullah Fatah, umat Islam sering berpikir linear tentang sejarah dengan rumus dealektika atau sinergi. Enggan melihat diri sendiri sebagai tumpuan perubahan, sebaliknya cenderung berharap perubahan dari atas atau para pemimpin.
Senang membuat program, kurang mampu membuat agenda. Cenderung memahami dan menjalani segala sesuatu secara parsial, tidak secara integral atau kaffah.
Senang bergumul dengan soal-soal jangka pendek, kurang telaten mengurusi agenda jangka panjang. Terus menerus menyerang “musuh” di markas besarnya, abai pada prioritas pertama “menyerang musuh” pada gudang amunisinya.
Kerap menjadikan politik sebagai tujuan bukan politik sebagai alat. Senang mengandalkan massa abai pada fakta bahwa perubahan besar dalam sejarah selalu digarap pertama-tama oleh creative minority (ironisnya, ini justru secara spektakuler dicontohkan Nabi Muhammad SAW beserta lingkaran kecil di Mekah dan Madinah).
Umat Islam senang berpikir memakmurkan masjid, kurang giat dan serius bagaimana memakmurkan jamaah masjid. Senang menghapalkan tujuan sambil mengabaikan pentingnya metode, tidak berusaha memahami dengan baik tujuan itu sambil terus mengasah metode.
Senang merebut masa depan dengan meninggalkan hari ini atau merebut hari ini tanpa kerangka masa depan, bukannya merebut masa depan dengan mencoba merebut hari ini.
Sangat pandai membongkar dan membongkar, kurang pandai membongkar-pasang.
Sangat cepat dan gegabah merumuskan musuh baru (dan lama) sangat lamban dan enggan merangkul kawan baru. Gegap gempita di wilayah ritual, senyap di wilayah politik dan sosial.
Umat Islam sekarang ini kata Eep selalu ingin cepat meraih hasil, melupakan keharusan untuk bersabar. Senang menawarkan program revolusioner tapi abai membangun infrastruktur revolusi.
Selalu berusaha membuat politik sebagai hitam putih, bukannya penuh warna tak hingga. Sangat pandai melihat kesalahan pada orang lain, kurang suka melakukan instrospeksi.

http://noeriskandar.blogspot.com/2007/10/25-kritik-eep-saefullah-fatah-pada-umat.html

Doa untuk Putraku



Tuhanku...

Bentuklah puteraku menjadi manusia yang cukup kuat untuk mengetahui kelemahannya.
Dan, berani menghadapi dirinya sendiri saat dalam ketakutan.
Manusia yang bangga dan tabah dalam kekalahan.
Tetap Jujur dan rendah hati dalam kemenangan.

Bentuklah puteraku menjadi manusia yang berhasrat mewujudkan cita-citanya
dan tidak hanya tenggelam dalam angan-angannya saja.
Seorang Putera yang sadar bahwa
mengenal Engkau dan dirinya sendiri adalah landasan segala ilmu pengetahuan.


Tuhanku...

Aku mohon, janganlah pimpin puteraku di jalan yang mudah dan lunak.
Namun, tuntunlah dia di jalan yang penuh hambatan dan godaan, kesulitan dan tantangan.

Biarkan puteraku belajar untuk tetap berdiri di tengah badai dan senantiasa belajar
untuk mengasihi mereka yang tidak berdaya.

Ajarilah dia berhati tulus dan bercita-cita tinggi,
sanggup memimpin dirinya sendiri,
sebelum mempunyai kesempatan untuk memimpin orang lain.


Berikanlah hamba seorang putra
yang mengerti makna tawa ceria
tanpa melupakan makna tangis duka.

Putera yang berhasrat
Untuk menggapai masa depan yang cerah
namun tak pernah melupakan masa lampau.

Dan, setelah semua menjadi miliknya...
Berikan dia cukup Kejenakaan
sehingga ia dapat bersikap sungguh-sungguh
namun tetap mampu menikmati hidupnya.


Tuhanku...

Berilah ia kerendahan hati...
Agar ia ingat akan kesederhanaan dan keagungan yang hakiki...
Pada sumber kearifan, kelemahlembutan, dan kekuatan yang sempurna...
Dan, pada akhirnya bila semua itu terwujud,
hamba, ayahnya, dengan berani berkata "hidupku tidaklah sia-sia"


Puisi yang ditulis oleh Jenderal Douglas MacArthur tersebut merupakan sebuah puisi yang luar biasa. Puisi itu adalah sebuah cermin seorang ayah yang mengharapkan anaknya kelak mampu menjadi manusia yang ber-Tuhan sekaligus mampu menjadi manusia yang tegar, tidak cengeng, tidak manja, dan bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri.

Seperti contoh sepenggal puisi di atas yg berbunyi: "Janganlah pimpin puteraku di jalan yang mudah dan lunak, tuntunlah dia di jalan yang penuh hambatan dan godaan, kesulitan dan tantangan." Puisi ini menunjukkan bahwa sang jenderal sadar tidak ada jalan yang rata untuk kehidupan sukses yang berkualitas.

Seperti kata mutiara yang tidak bosan saya ucapkan: "Kalau Anda lunak pada diri sendiri, kehidupan akan keras terhadap Anda. Namun, kalau Anda keras pada diri sendiri, maka kehidupan akan lunak terhadap Anda."

Untuk itu, jangan kompromi atau lunak pada sikap kita yang destruktif, merusak, dan cenderung melemahkan. Maka, senantiasalah belajar bersikap tegas dan keras dalam membangun karakter yang konstruktif, membangun, demi menciptakan kehidupan sukses yang gemilang, hidup penuh kebahagiaan!!


Source : http://rgoesasi.blogspot.com

Jumat, 15 Maret 2013

EMOTIONAL SPIRITUAL QUOTIENT (ESQ)

EMOTIONAL SPIRITUAL QUOTIENT (ESQ)
http://kendyferdian.wordpress.com/2012/10/21/emotional-spiritual-quotient-esq/

A.Dasar Pemikiran

” Apabila manusia melakukan pendekatan diri kepada Tuhan Pencipta mereka dengan bermacam macam kebaikan, maka mendekatlah engkau dengan akalmu, niscaya engkau merasakan nikmat yang lebih banyak, yaitu dekat dengan manusia di dunia dan dekat dengan Allah di akhirat.” ( Hadits Rasulullah )



Manusia terdorong untuk mencari, mengapa ia tidak puas dan mengapa dia tidak bahagia. Dorongan yang membuat seseorang tanpa sadar mencari cari melalui dunia sehingga pada akhirnya banyak yang berkiblat kepada dunia, tetapi sebenarnya mereka tengah melakukan perjalanan pencarian makna kehidupan.

Ada manusia yang menyadari bahwa dirinya sedang melakukan pencarian yaitu” pencarian jati diri “, namun banyak juga yang tidak menyadari akan hal itu. Inti pencarian tersebut diatas ternyata dialami juga oleh tiga orang manusia besar di dalam sejarah : Ibrahim, Musa dan Muhammad, yang mendapatkan keyakinannya melalui sebuah proses yang panjang.

Proses pencarian itu dialami Nabi Ibrahim atau Abraham, beliau mencari di balik bintang, bulan dan matahari. Beliau terus bertanya dan mencari, sehingga beliau menemukan jawabannya. Begitu pula dengan Nabi Musa atau Moses, beliau menaiki Gunung Sinai, dan mencari keyakinan akan Tuhan. Nabi Musa berkata :

” Tuhanku tunjukanlah kepadaku, agar aku bisa melihat-Mu.” Kemudian Tuhan pun menjawab : ” Musa, kau takkan bisa melihat-Ku. Tapi lihatlah gunung itu, apabila ia tetap tegak berdiri, maka kau akan melihat-Ku, Musa.” Kemudian tatkala Tuhan pun memperlihatkan diri-Nya dihadapan gunung itu, maka gunung itu hancur terpecah belah. Nabi Musa tersungkur, jatuh pingsan, ketika beliau sadar, dia berkata : ” Maha Suci Engkau, kami bertaubat pada-Mu, dan aku menjadi orang yang pertama beriman.” Musa pun mendapatkan keyakinan akan eksistensi Tuhan dan kehidupan.

Pencarian juga dialami oleh Nabi Muhammad s.a.w, beliau gelisah melihat keadaan kaumnya saat itu hingga selama bertahun tahun naik turun gua Hira untuk mencari jawaban akan makna kebenaran dan hakikat kehidupan. Inilah perintah dari Tuhan agar manusia mencari dan menyadari siapa dirinya dan darimana dia berasal, inilah makna kehidupan.

Pencarian tersebut diatas menuntun kearah kecerdasan emosi dan spiritual atau dikenal dengan istilah Emotional Spiritual Quotient atau ESQ, pembentukan dari ESQ itu adalah bermula dari Ihsan, Rukun Iman dan Rukun Islam.



B.Rumusan Masalah

Berdasarkan pada dasar pemikiran tersebut diatas, maka kami mencoba merumuskan beberapa masalah yang akan diuraikan secara rinci, uraiannya adalah sebagai berikut :

1. Apakah Ihsan ( Zero Mind Proses ) ?

2. Bagaimana Rukun Iman ( Mental Building ) ?

3. Bagaimana Rukun Islam ( Personal Strenght dan Social Strenght ) ?



C.Tujuan Pembahasan

Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk mengetahui dan memberikan hal kajian

dari IlmuTasauf , tujuan hal tersebut diatas akan diuraikan sebagai berikut :

1. Untuk dapat mengetahui Ihsan ( Zero Mind Proses ).

2. Untuk mengetahui Rukun Iman ( Mental Building ).

3. Untuk dapat mengetahui Rukun Islam (Personal Strenght dan Social Strenght).


BAB II

EMOTIONAL SPRITUAL QUOTIENT ( ESQ )


Emotional Spiritual Quotient adalah merupakan konsep tentang bagaimana membangun sebuah kecerdasan emosi dan spiritual ( ESQ ), cara cara pemeliharaan dan metode metodenya dengan unsur pembentuk Ihsan ( Zero Mind Proses / Pikiran Bersih atau Penjernihan Emosi ), Rukun Iman ( Mental Building / Membangun Mental ) dan Rukun Islam ( Personal Strenght dan Social Strenght atau Ketangguhan Pribadi dan Ketangguhan Sosial ).


A. IHSAN ( ZERO MIND PROSES )

Setiap manusia telah dikarunia oleh Tuhan sebuah jiwa, yang dengan jiwa itu dia bebas menentukan pilihannya. Dalam Al Qur’an sebelum manusia diciptakan, ruh manusia telah mengadakan perjanjian dengan Tuhannya. Firman Allah S.W.T didalam Al Qur’an surat Al Araf ayat 172 -173, menunjukan pula sebuah fitrah iman agama ataupun akidah pada diri manusia : “Dan ( ingatlah ) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka, ( seraya berfirman ) : ” Bukankah Aku ini Tuhanmu ?” Mereka menjawab : “Betul ( Engkau Tuhan kami ), kami menjadi saksi.” ( Kami lakukan yang demikian itu ) agar dihari kiamat kamu tidak mengatakan : ” Sesungguhnya kami ( bani Adam ) adalah orang orang yang lengah terhadap ini ( ke-Esa-an Tuhan). ” Atau agar kamu tidak mengatakan : ” Sesungguhnya orang orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak anak keturunan yang ( datang ) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang orang yang sesat dahulu.” ( QS 7 : 172 – 173 )

Manusia bila hendak berbuat keburukan suara hati nurani akan melarangnya jika manusia tetap melakukan perbuatan yang buruk dan tidak sesuai dengan nurani dia akan menyesalinya, penyesalan ini merupakan tanda kembali kepada Tuhannya, jawaban suara hati sesuai dengan sifat sifat Allah dalam Al Qur’an ( Asmaul Husna ).

Dalam Ihsan adalah berkaitan dengan nilai nilai dalam hati, baik didalam hal kebebasan hati , bimbingan suara hati , kasih sayang atau makna kesetiaan sehingga ketika suara hati secara universal mengakuinya maka jiwa pun akan membenarkanya.

Suara hati akan terbelenggu dan akan tidak dapat melihat nilai nilai universal tersebut diatas yang dapat menjerumuskan kepada hal hal yang buruk, belenggu suara hati tersebut adalah diantaranya :

1.Prasangka buruk.

2.Prinsip hidup.

3.Pengalaman

4.Kepentingan.

5.Sudut pandang.

6.Pembanding.

7.Fanatisme.



A. Sadar Diri

Cara berfikir sesorang akan dipengaruhi oleh belenggu suara hati, sehingga kemampuan untuk melihat sesuatu secara jernih harus didahului oleh kemampuan hal mengenali faktor faktor yang mempengaruhi kejernihan pikir dengan mengembalikan manusia kepada fitrahnya sehingga akan mampu melihat dengan matahati, mampu di dalam menentukan pilihan dan memprioritaskan dengan benar sesuai suara hati.

Cara membangun kekuatan pikiran bawah sadar untuk selalu suci dan akan menjadi sumber kekuatan salah satunya adalah dengan ucapan Subhanallah atau pun dengan dzikir dan tasbih dan hal ini akan mengendalikan kejernihan pikir ( repetitive magic power ). Di dalam shalat proses berpikir jernih dilambangkan dengan Takbiratul Ihram, sedangkan dalam ber – Haji adalah Ihram.

”Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama ( Allah ). (Tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. ( QS 30 : 30 )



B.Hasil ZMP

Kebebasan berpikir dengan menyucikan pikiran akan selalu menghasilkan hal hal yang baru, hal ini pula yang menjadi kekuatan ummi – nya Rasulullah diajarkan melalui penjernihan pikiran dengan perantaraan baju Ihram dalam Haji,takbiratul ihram dalam Shalat dan berwudlu sebelum Shalat.



C.Aplikasi

Dalam menghadapi sebuah masalah atau pun peluang, kenalilah diri sendiri sebelum melakukan respon dan menentukan pilihan, lakukanlah hal repetitive magic power, dzikir asmaul Husna dan ucapkan Subhanallah sambil mengingat kesucian sifat sifat Allah.

Melakukan Istigfar sambil berintrospeksi dan evaluasi diri, berdoa dengan khusyu, ketika membersihkan muka niatkan untuk membasuh mata dan wajah dari hal pandangan hina dan kemunafikan, ketika membasuh tangan dan kaki niatkan untuk membersihkan diri dari dosa yang dilakukan tangn dan kaki serta melontarkan ketujuh (belenggu suara hati) jumrah di hati.



B. RUKUN IMAN ( MENTAL BUILDING )



Setelah muncul kejernihan hati dan mampu mengatasi belenggu suara hati maka akan timbul kesadaran spiritual dan memiliki suara hati spiritual ( self conscience ) sehingga akan dapat membangun kecerdasan emosi melalui 6 ( enam ) prinsip di dalam Rukun Iman, yang mempunyai karakteristik sejalan dengan hati nurani manusia dan merupakan cerminan kehendak Allah Yang Maha Sempurna.



1.Star Principle

Membangun prinsip Bintang sebagai pegangan hidup.

Timbulnya perbedaan pada setiap orang saat menentukan suara hati mana yang harus diikuti adalah karena perbedaan keinginan dan prioritas pada setiap orang tetapi akan lebih mudah memahami diri sendiri apabila telah memahami makna dari 99 suara hati ( 99 Asmaul Husna ), karena akan memiliki radar hati yang mampu merasakan keseluruhan sifat sifat Allah yang merupakan dasar pemahaman suara hati manusia.

Hasil yang didapatkan diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Integritas.

b. Rasa Aman.

c. Situasi terus berkembang.

d. Kepercayaan diri.

e. Intuisi.

f. Sumber Motivasi.



2.Angel Principle

Memiliki prinsip Malaikat agar selalu dipercaya oleh orang lain.

Malaikat adalah makhluk mulia dan sangat dipercaya Tuhan untuk menjalankan segala perintah – Nya, prinsipnya tunggal : hanya mengabdi kepada Allah SWT. Dan memiliki kesetian tinggi, tiada rasa lelah, disiplin dan semua yang berada didalam hal tanggung jawabnya berjalan dengan sangat sempurna.Keteladananya adalah dalam hal menjaga teguh kepercayaan, memiliki loyalitas dan integritas yang sangat tinggi.

Hasil yang diperoleh dari prinsip tersebut diatas diantaranya adalah :

a.Integritas dan Loyalitas.

b.Komitmen.

c.Kebiasaan Memberi dan Mengawali.

d.Kebiasaan Menolong.

e.Saling Percaya.



3.Leaderships Principle

Memiliki prinsip Kepemimpinan yang menjadikan pemimpin berpengaruh.

Orang dengan prinsip teguh akan menjadi seorang pemimpin melalui suatu pengaruhnya yang kuat, selama ini sering terjadi kekeliruan pemahaman tentang arti kepemimpinan, banyak orang mengartikanya sebagai kedudukan atau posisi yang tinggi saja, sehingga posisi pemimpin diincar demi mendapatkan kedudukan yang tinggi dalam sebuah kelompok, padahal setiap manusia adalah pemimpin bagi dirinya sendiri tetapi dimata Tuhan adalah sama karena semua manusia adalah Khalifah – Nya dimuka bumi.Tingkatan tangga kepemimpinan yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

a.Pemimpin yang dicintai.

b.Pemimpin yang di percaya.

c.Pemimpin sebagai pembimbing.

d.Pemimpin yang berkepribadian.

e.Pemimpin yang abadi.



4.Learning Principle

Menyadari pentingnya prinsip Pembelajaran yang mendorong pada kemajuan.

Pentingnya berpikir serta belajar adalah sangat dimuliakan oleh Allah SWT, selain predikat keutamaan bagi kaum muslimin yang beriman serta terus menerus bepikir tentang hakikat penciptaanya dimuka bumi, yang hampir disebutkan Allah SWT dalam setiap firman – Nya dengan keutamaan manusia lainya adalah dia dapat mampu menyelamatkan dirinya dan sesamanya dari kehancuran serta mampu mendorong manusia pada kemajuan peradaban. Hasil yang didapatkan dari prinsip pembelajaran :

a.Kebiasaan membaca buku dan situasi.

b.Kebiasaan berpikir kritis.

c.Kebiasaan mengevaluasi.

d.Kebiasaan menyempurnakan.

e.Memiliki pedoman.



5.Vision Principle

Mempunyai prinsip Masa Depan sehingga akan selalu memiliki Visi

Setiap tahapan pembangunan sangat bergantung pada kualitas kecerdasan hati seseorang yang telah dipersiapkan di pembangunan prinsip prinsip sebelumnya semuanya melalui suatu proses yang dijalani, dengan menggunakan prinsip prinsip Rukun Iman, Rukun Islam dan Ihsan untuk meraih visi yang sebenarnya. Hasil yang di dapatkan adalah :

a.Ketenangan batiniah.

b.Jaminan masa depan.

c.Kendali diri dan sosial.

d.Optimalisasi upaya.

e.Berorientasi pada tujuan.



6.Well Organized Principle

Memiliki prinsip Keteraturan sehingga tercipta sistem mental ketauhidan.

Manajemen adalah mengerjakan segala sesuatu secara benar (do the things right), kepemimpinan adalah mengerjakan hal hal yang benar (do the right things), dan manajemen adalah melakukan efisiensi untuk menaiki tangga keberhasilan, sedangkan kepemimpinan adalah memastikan atau menentukan apakah tangganya bersandar pada dinding yang benar, sang pemimpin bagaikan orang yang memanjat pohon yang tertinggi untuk mempelajari seluruh situasi kemudian memastikan arahnya, inilah yang menjadi bukti kebenaran urutan Rukun Iman ke 5 (lima) dan Rukun Islam ke 6 (enam) yang urutannya adalah prinsip masa depan terletak lebih dahulu, baru disusul prinsip keteraturan dibelakangnya.

Anjuran Rasulullah : ” Mulailah dari sebelah kanan.” Kebiasaan Rasulullah ini terbukti dengan diketahuinya fungsi otak sebelah kanan yang berisikan gambaran visi manusia, dalam hal ini mulailah dari sebelah kanan berarti mulailah pekerjaan itu dengan sebuah tujuan atau visi yang jelas dan transparan. Hasil yang akan diperoleh dalam prinsip keteraturan tersebut diatas adalah :

a.Orientasi pemeliharaan sistem atau menjaga sinergi.

b.Orientasi pembentukan sistem atau prinsip sinergi.

c.Pemahaman arti proses.

d.Kepastian hukum sosial.

e.Kepastian hukum alam.



C. RUKUN ISLAM (PERSONAL STRENGHT dan SOCIAL STRENGHT)



1.Personal Strenght

Ketangguhan pribadi yang muncul ketika seseorang telah mengenal jati diri spiritualnya menuju pencerahan, sabda Nabi Muhammad s.a.w : ” Apabila engkau mengenal siapa dirimu, maka engkau akan mengenal siapa Tuhan – mu.” (Hadits Rasulullah )



A. Mission Statement ( Penetapan Misi )

Penetapan misi umumnya dibentuk berdasarkan logika dan seringkali pula mengabaikan suara hati spiritual tetapi tidaklah semudah membalikan tangan, dibutuh kan pemikiran yang mendalam dan hati hati dan tidak berdasarkan logika, akan tetapi mampu sejalan dengan suara hati fitrah manusia, karena hukum keseimbangan alam milik Tuhan akan menghempaskanya.

Setiap manusia mempunyai panggilan hidupnya sendiri atau misi hidupnnya oleh karena itu tidak dapat digantikan dan hidupnya tidak mungkin dapat diulang, jadi setiap orang memiliki peluang unik untuk melaksanakan misi hidup masing masing.

Firman Allah S.W.T dalam Al Qur’an surat Al Fathir ( Pencipta ) ayat 5 :

“Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah.” ( QS 35 : 5 )

Mission statement diaplikasikan dalam Syahadat ( merupakan visi ) dan hasil yang akan didapatkan dalam penetapan mission statement ini adalah sebagai berikut :

1.Membangun misi kehidupan.

2.Membulatkan tekad.

3.Membangun visi.

4.Menciptakan wawasan.

5.Transformasi visi.

6.Komitmen total.



B. Character Building ( Membangun Karakter )

Dalam pekerjaan sehari hari pikiran seseorang seringkali didesak untuk hal-hal dapat menyelesaikan berbagai tugas yang datang silih berganti dan disaat yang bersamaan pula ia harus menghadapi berbagai masalah yang harus diatasi. Istirahat pikiran dengan relaksasi sejenak dan meyambutna dengan kejernihan pikiran akan lebih baik dan menjadikan peka kembali serta memberikan ruang berpikir bagi perasaan intuitif, sekaligus menstabilkan kecerdasan emosi dan spiritual seseorang serta menjaga kefitrahan suara hati.

Character Building diaplikasikan dalam Shalat, hasil yang akan didapatkan dengan membangun karakter tersebut adalah :

1.Relaksasi.

2.Membangun kekuatan afirmasi.

3.Meningkatkan emosi kecerdasan dan spiritual ( ESQ ).

4.Membangun pengalaman positif.

5.Pembangkit dan penyeimbang energi batiniah.

6.Pengasahan prinsip.



C. Self Control ( Pengendalian Diri )

Dorongan berupa keinginan atau nafsu yang berlebihan akan menghasilkan belenggu yang menutup asset paling berharga dari sorang manusia adalah suara hati bila tidak terbelenggu akan membebaskan suara Ilahiah. Menghentikan pengabdian dirinya kepada selain Allah akan menjadikan pribadi yang mampu mengeluarkan suatu potensi dirinya untuk hasil yang terbaik, lebih tinggi dari standar duniawi melalui cara yang bijaksana dan luhur.

Aplikasi dalam Self control adalah berupa Puasa, hasil yang akan didapatkan dalam pengendalian diri adalah sebagai berikut :

1.Meraih kemerdekaan sejati.

2.Memelihara fitrah.

3.Mengendalikan suasana hati.

4.Meningkatkan kecakapan emosi secara fisiologis.

5.Pengendalian prinsip.



2.Social Strenght

Firman Allah S.W.T dalam Al Qur’an surat Al Anbiya ayat 92 :

“Sungguh, agama kamu ini satu agama saja, dan Aku adalah Tuhanmu. Karena itu sembahlah Aku.” ( QS 21 : 92 )

Keinginan untuk berkelompok atau bersinergi pun merupakan dorongan hal suara hati dan kebutuhan dasar manusia, sifat fitrah ini mendorong manusia untuk berkumpul dan berjamaah dengan sesamanya, sehingga terbentuk ketangguhan sosial.



A. Strategic Collaboration

Mengeluarkan potensi spiritual ( core values ) dengan melakukan langkah langkah melalui berkelompok atau berjamaah, dengan pendekatan aplikasinya adalah berupa zakat, hasil yang didapatkan dalam strategic collabiration adalah :

1.Investasi kepercayaan.

2.Investasi komitmen.

3.Membangun landasan kooperatif.

4.Investasi kredibilitas.

5.Investasi keterbukaan, empati dan kompromi.



B. Total Action ( Aplikasi Total )

Aplikasi total yang dilambangkan dengan Haji, secara social adalah lambang kolaborasi yang tertinggi, yaitu pertemuan seluruh umat sedunia yang memiliki nilai dasar yang sama dan tujuan dasar yang sama. Sehingga kesamaan langkah, gerak dan tujuan yang dilandasi oleh kesamaan prinsip adalah syarat terjadinya sinergi yang dahsyat dan merupakan ketangguhan sosial yang sesungguhnya, sinergi yang timbul bukan hanya antara umat manusia tetapi antara manusia dan Tuhannya.

Hasil yang akan didapatkan dalam Total action adalah berupa :

1.Langkah Zero mind atau jernih pikir ( Ihram ).

2.Evaluasi dan Visualisasi ( Wukuf ).

3.Hadapai tantangan ( Jumrah ).

4.Pengasahan komitmen dan integritas ( Thawaf ).

5.Pengasahan Adversity Quotient atau kecerdasan dalam mengatasi kesulitan dan

bertahan hidup ( Sa’I ).

6.Sinergikan Jamaah ( Haji ).



BAB III

KESIMPULAN



Kecerdasan Emosi atau “Emotional Intellegence” merujuk pada kemampuan mengungkap serta mengenali perasaan kita sendiri, juga perasaan orang lain, lebih tepatnya kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi diri sendiri dengan baik dan dalam hubunganya dengan orang lain. Ihsan, Rukun Iman dan Rukun Islam merupakan petunjuk bagi umat Islam, pokok pikirannya merupakan arah pembimbung dalam mengenali atau memahami perasaan kita sendiri, perasaan orang lain, memotivasi diri serta mengelola emosi dalam berhubungan dengan orang lain dan juga merupakan metoda pembangunan kecerdasan emosi yang didasari oleh suatu hubungan antara manusia dengan Tuhan – nya adalah merupakan Kecerdasan Emosi dan Spiritual ( ESQ ).

Urutan di dalam Rukun Iman disusun berdasarkan urutan anak tangga yang sangat teratur dan sistematis serta memiliki keterkaitan erat dan kuat dan merupakan satu kesatuan. Dimulai dari Prinsip Landasan ( Prinsip Bintang ), Prinsip Kepercayaan, Prinsip Kepemimpinan, Pembelajaran, Prinsip Masa Depan hingga Prinsip Keteraturan. Hal hal tersebut diatas adalah merupakan pembentukan mental yang dilanjutkan pula dengan langkah langkah fisik yaitu mission statemen kemudian pembangunan karakter dan pengendalian diri dalam Rukun Islam, ketiga hal tersebut diatas akan membangun sebuah pribadi yang tangguh, setelah memiliki ketangguhan pribadi, maka dilanjutkan dengan pembangunan kecerdasan sosial dan menghasilkan kecerdasan sosial.

Rukun Islam berfungsi sebagai tuntunan dalam hal beragama, tetapi juga merupakan metode pengasahan atau pelatihan ESQ, dimulai dari Syahadat sebagai mission statement, Shalat yang berfungsi sebagai character building, Puasa sebagai self control dan Zakat serta Haji yang berfungsi sebagai social intellegence atau pun kecerdasan sosial. Dalam Rukun Islam pemahaman tentang kecerdasan emosi akan diperoleh melalui Rukun Iman bila dilatih dan dipertajam lebih dalam dengan cara cara menggunakan konsep yang dilakukan secara aplikatif, berulang serta terus menerus.

Rukun Islam menjawab melalui nilai dasar spirituil atau suara fitrah hati akan motivasi dan usaha yang benar untuk mempelajari dan menguasai kecakapan emosi. Selama ini terjadi semacam stereotip bahwa Ihsan, Rukun Iman dan Rukun Islam adalah untuk keperluan akhirat semata dan ajaran Barat atau doktrin lainya untuk keberhasilan dunia, padahal keberhasilan sejati baik didunia maupun di akhirat serta kebahagiaan hakiki baik lahiriah dan batiniah adalah melalui mekanisme Ihsan, Rukun Iman dan Rukun Islam.

Sumber suara hati manusia adalah Asmaul Husna, adalah dasar pengenalan dan alat untuk memahami bagian terdalam dari suara hati kita sendiri, juga perasaan serta suara hati orang lain, Asmaul Husna adalah merupakan dasar dan kunci didalam membangun Ketangguhan Pribadi dan Ketangguhan Sosial.



DAFTAR PUSTAKA


Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual :

Emotional Spiritual Quotient ( ESQ ), Arga Wijaya Persada, Jakarta 2001

Jumat, 28 Desember 2012

Tariq bin Ziyad

Mendung   hitam   menggelayut  di  atas  bumi  Spanyol.  Eropa  sedang dikangkangi  oleh  penjajah,  Raja  Gotik  yang  kejam.  Wanita merasa terancam  kesuciannya,  petani  dikenakan pajak tanah yang tinggi, dan banyak lagi penindasan yang tak berperikemanausiaan. Raja  dan  anteknya  bersuka ria dalam kemewahan sedang rakyat merintih dalam  kesengsaraan. Sebagian besar penduduk yang beragama Kristen danYahudi,  mengungsi  ke Afrika, berharap mendapat ketenangan yang lebih menjanjikan. Dan saat itu Afrika, adalah sebuah daerah yang makmur dan mempunyai  toleransi  yang  tinggi  karena  berada  di  bawah  naungan pemerintahan Islam.
Satu  dari  jutaan  pengungsi  itu  adalah Julian, Gubernur Ceuta yang putrinya  Florinda  telah  dinodai Roderick, raja bangsa Gotik. Mereka memohon  pada  Musa  bin  Nusair,  raja  muda  Islam  di  Afrika untuk memerdekakan negeri mereka dari penindasan raja yang lalim itu. Setelah  mendapat  persetujuan Khalifah, Musa melakukan pengintaian kepantai  selatan  Spanyol. Bulan Mei tahun 711 Masehi, Tariq bin Ziyad, budak Barbar yang juga mantan pembantu Musa bin Nusair memimpin 12.000 anggota  pasukan  muslim  menyeberangi selat antara Afrika dan daratan Eropa.
Begitu  kapal-kapal  yang  berisi  pasukannya mendarat di Eropa, Tariq mengumpulkan  mereka  di  atas sebuah bukit karang, yang dinamai Jabal Tariq  (karang Tariq) yang sekarang terkenal dengan nama Jabraltar. Diatas bukit karang itu Thariq memerintahkan pembakaran kapal-kapal yang telah menyeberangkan mereka. Tentu  saja  perintah  ini membuat prajuritnya keheranan. “Kenapa Andalakukan ini?” tanya mereka. “Bagaimana kita kembali nanti?” tanya yang lain.
Namun  Tariq  tetap pada pendiriannya. Dengan gagah berani ia berseru,”Kita  datang  ke  sini tidak untuk kembali. Kita hanya punya pilihan,menaklukkan negeri ini dan menetap di sini, atau kita semua syahid. Keberanian  dan  perkataannya yang luar biasa menggugah Iqbal, seorangpenyair   Persia,  untuk  menggubahnya  dalam  sebuah  syair  berjudul”Piyam-i Mashriq”: “Tatkala  Tariq membakar kapal-kapalnya di pantai Andalusia (Spanyol), Prajurit-prajurit  mengatakan,  tindakannya tidak bijaksana. Bagaimanabisa  mereka  kembali  ke  negeri Asal, dan perusakan peralatan adalahbertentangan  dengan hukum Islam. Mendengar itu semua, Tariq menghunus pedangnya,  dan  menyatakan bahwa setiap negeri kepunyaan Alloh adalah kampung halaman kita.”
Kata-kata  Tariq  itu  bagaikan  cambuk yang melecut semangat prajuritmuslim  yang  dipimpinnya.  Bala  tentara muslim yang berjumlah 12.000 orang  maju  melawan  tentara  Gotik yang berkekuatan 100.000 tentara. Pasukan   Kristen   jauh   lebih   unggul  baik  dalam  jumlah  maupun persenjataan. Namun  semua  itu  tak mengecutkan hati pasukan muslim.
Tanggal  19  Juli tahun 711 Masehi, pasukan Islam dan Nasrani bertemu, keduanya  berperang  di  dekat  muara sungai Barbate. Pada pertempuran ini,  Tariq  dan pasukannya berhasil melumpuhkan pasukan Gotik, hingga Raja  Roderick  tenggelam  di  sungai  itu. Kemenangan Tariq yang luar biasa  ini,  menjatuhkan semangat orang-orang Spanyol dan semenjak itu mereka  tidak  berani  lagi  menghadapi  tentara Islam secara terbuka.
Tariq  membagi  pasukannya  menjadi  empat  kelompok, dan menyebarkan mereka  ke Kordoba, Malaga, dan Granada. Sedangkan dia sendiri bersamapasukan  utamanya  menuju  ke Toledo, ibukota Spanyol. Semua kota-kota itu  menyerah tanpa perlawanan berarti. Kecepatan gerak dan kehebatanpasukan  Tariq  berhasil melumpuhkan orang-orang Gotik.
Rakyat Spanyol yang   sekian   lama   tertekan   akibat   penjajahanbangsa  Gotik, mengelu-elukan  orang-orang  Islam.  Selain  itu, perilaku  Tariq dan orang-orang   Islam   begitu  mulia  sehinggamereka  disayangi  oleh bangsa-bangsa  yang ditaklukkannya.
Salah satu pertempuran paling seru terjadi  di  Ecija,  yang membawakemenangan bagi pasukan Tariq. Dalam pertempuran  ini,  Musa bin Nusair, atasannya, sang raja muda Islam di Afrika  ikut  bergabung dengannya.
Selanjutnya,  kedua  jenderal itu bergerak  maju  terus berdampingan dan dalam kurun waktu kurang dari 2 tahun   seluruh  dataran  Spanyol jatuh  ke  tangan  Islam.  Portugis ditaklukkan  pula  beberapa tahun kemudian.
“Ini merupakan perjuangan utama  yang  terakhir  dan  paling sensasional bagi bangsa Arab itu,” tulis Phillip K.Hitti, “dan membawa masuknya wilayah Eropa yang paling luas  yang  belum  pernah mereka peroleh sebelumnya ke dalam kekuasaan Islam. Kecepatan pelaksanaan dan kesempurnaan keberhasilan operasi ke Spanyol   ini  telah  mendapat tempat  yang  unik  di  dalam  sejarah peperangan  abad  pertengahan.”
Penaklukkan  Spanyol oleh orang-orang Islam  mendorong timbulnya revolusi sosial di mana kebebasan beragama benar-benar  diakui. Ketidak toleranan  dan  penganiayaan  yang  biasa dilakukan orang-orang Kristen, digantikan oleh toleransi yang tinggi dan kebaikan  hati yangluar biasa.
Keadilan ditegakkan tanpa pandang bulu,  sehingga  jika tentara  Islam  yang  melakukan  kekerasan akan dikenakan hukuman berat. Tidak ada harta benda atau tanah milik rakyat yang  disita. Orang-orang Islam memperkenalkan sistem perpajakan yang sangat  jitu yang  dengan cepat membawa kemakmuran di semenanjung itu dan menjadikan negeri teladan di Barat. Orang-orang Kristen dibiarkan memiliki  hakim sendiri untuk memutuskan perkara-perkara mereka. Semua komunitas   mendapat   kesempatan  yang  sama  dalam  pelayanan  umum.
Pemerintahan  Islam  yang  baik  dan  bijaksana  ini membawa efek luar biasa.  Orang-orang  Kristen  termasuk  pendeta-pendetanya  yang  pada mulanya  meninggalkan  rumah  mereka  dalam keadaan ketakutan, kembali pulang  dan  menjalani  hidup yang bahagia dan makmur. Seorang penulis Kristen   terkenal  menulis:  “Muslim-muslim  Arab  itu  mengorganisir kerajaan  Kordoba  yang baik adalah sebuah keajaiban Abad Pertengahan, mereka  mengenalkan obor pengetahuan dan peradaban, kecemerlangan dan keistimewaan  kepada  dunia  Barat.  Dan  saat  itu Eropa sedang dalam kondisi  percekcokan  dan  kebodohan  yang  biadab.”
Tariq  bermaksud menaklukkan   seluruh   Eropa,   tapi  Alloh menentukan  lain.  Saat merencanakan  penyerbuan  ke  Eropa,  datang panggilan dari Khalifah untuk  pergi  ke Damaskus. Dengan disiplin dan kepatuhan tinggi, Tariq memenuhi  panggilan  Khalifah  dan berusaha tiba  seawal  mungkin di Damaskus.  Tak  lama  kemudian, Tariq  wafat di  sana. Budak Barbar, penakluk  Spanyol, wilayah Islam terbesar di Eropa yang selama delapan abad di bawah kekuasaan Islam telah memenuhi panggilan Rabbnya. Semoga Alloh merahmatinya. (her)
Kontribusi oleh ID: Noy (melalui Forum Media Muslim)