Jumat, 15 Maret 2013

EMOTIONAL SPIRITUAL QUOTIENT (ESQ)

EMOTIONAL SPIRITUAL QUOTIENT (ESQ)
http://kendyferdian.wordpress.com/2012/10/21/emotional-spiritual-quotient-esq/

A.Dasar Pemikiran

” Apabila manusia melakukan pendekatan diri kepada Tuhan Pencipta mereka dengan bermacam macam kebaikan, maka mendekatlah engkau dengan akalmu, niscaya engkau merasakan nikmat yang lebih banyak, yaitu dekat dengan manusia di dunia dan dekat dengan Allah di akhirat.” ( Hadits Rasulullah )



Manusia terdorong untuk mencari, mengapa ia tidak puas dan mengapa dia tidak bahagia. Dorongan yang membuat seseorang tanpa sadar mencari cari melalui dunia sehingga pada akhirnya banyak yang berkiblat kepada dunia, tetapi sebenarnya mereka tengah melakukan perjalanan pencarian makna kehidupan.

Ada manusia yang menyadari bahwa dirinya sedang melakukan pencarian yaitu” pencarian jati diri “, namun banyak juga yang tidak menyadari akan hal itu. Inti pencarian tersebut diatas ternyata dialami juga oleh tiga orang manusia besar di dalam sejarah : Ibrahim, Musa dan Muhammad, yang mendapatkan keyakinannya melalui sebuah proses yang panjang.

Proses pencarian itu dialami Nabi Ibrahim atau Abraham, beliau mencari di balik bintang, bulan dan matahari. Beliau terus bertanya dan mencari, sehingga beliau menemukan jawabannya. Begitu pula dengan Nabi Musa atau Moses, beliau menaiki Gunung Sinai, dan mencari keyakinan akan Tuhan. Nabi Musa berkata :

” Tuhanku tunjukanlah kepadaku, agar aku bisa melihat-Mu.” Kemudian Tuhan pun menjawab : ” Musa, kau takkan bisa melihat-Ku. Tapi lihatlah gunung itu, apabila ia tetap tegak berdiri, maka kau akan melihat-Ku, Musa.” Kemudian tatkala Tuhan pun memperlihatkan diri-Nya dihadapan gunung itu, maka gunung itu hancur terpecah belah. Nabi Musa tersungkur, jatuh pingsan, ketika beliau sadar, dia berkata : ” Maha Suci Engkau, kami bertaubat pada-Mu, dan aku menjadi orang yang pertama beriman.” Musa pun mendapatkan keyakinan akan eksistensi Tuhan dan kehidupan.

Pencarian juga dialami oleh Nabi Muhammad s.a.w, beliau gelisah melihat keadaan kaumnya saat itu hingga selama bertahun tahun naik turun gua Hira untuk mencari jawaban akan makna kebenaran dan hakikat kehidupan. Inilah perintah dari Tuhan agar manusia mencari dan menyadari siapa dirinya dan darimana dia berasal, inilah makna kehidupan.

Pencarian tersebut diatas menuntun kearah kecerdasan emosi dan spiritual atau dikenal dengan istilah Emotional Spiritual Quotient atau ESQ, pembentukan dari ESQ itu adalah bermula dari Ihsan, Rukun Iman dan Rukun Islam.



B.Rumusan Masalah

Berdasarkan pada dasar pemikiran tersebut diatas, maka kami mencoba merumuskan beberapa masalah yang akan diuraikan secara rinci, uraiannya adalah sebagai berikut :

1. Apakah Ihsan ( Zero Mind Proses ) ?

2. Bagaimana Rukun Iman ( Mental Building ) ?

3. Bagaimana Rukun Islam ( Personal Strenght dan Social Strenght ) ?



C.Tujuan Pembahasan

Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk mengetahui dan memberikan hal kajian

dari IlmuTasauf , tujuan hal tersebut diatas akan diuraikan sebagai berikut :

1. Untuk dapat mengetahui Ihsan ( Zero Mind Proses ).

2. Untuk mengetahui Rukun Iman ( Mental Building ).

3. Untuk dapat mengetahui Rukun Islam (Personal Strenght dan Social Strenght).


BAB II

EMOTIONAL SPRITUAL QUOTIENT ( ESQ )


Emotional Spiritual Quotient adalah merupakan konsep tentang bagaimana membangun sebuah kecerdasan emosi dan spiritual ( ESQ ), cara cara pemeliharaan dan metode metodenya dengan unsur pembentuk Ihsan ( Zero Mind Proses / Pikiran Bersih atau Penjernihan Emosi ), Rukun Iman ( Mental Building / Membangun Mental ) dan Rukun Islam ( Personal Strenght dan Social Strenght atau Ketangguhan Pribadi dan Ketangguhan Sosial ).


A. IHSAN ( ZERO MIND PROSES )

Setiap manusia telah dikarunia oleh Tuhan sebuah jiwa, yang dengan jiwa itu dia bebas menentukan pilihannya. Dalam Al Qur’an sebelum manusia diciptakan, ruh manusia telah mengadakan perjanjian dengan Tuhannya. Firman Allah S.W.T didalam Al Qur’an surat Al Araf ayat 172 -173, menunjukan pula sebuah fitrah iman agama ataupun akidah pada diri manusia : “Dan ( ingatlah ) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka, ( seraya berfirman ) : ” Bukankah Aku ini Tuhanmu ?” Mereka menjawab : “Betul ( Engkau Tuhan kami ), kami menjadi saksi.” ( Kami lakukan yang demikian itu ) agar dihari kiamat kamu tidak mengatakan : ” Sesungguhnya kami ( bani Adam ) adalah orang orang yang lengah terhadap ini ( ke-Esa-an Tuhan). ” Atau agar kamu tidak mengatakan : ” Sesungguhnya orang orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak anak keturunan yang ( datang ) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang orang yang sesat dahulu.” ( QS 7 : 172 – 173 )

Manusia bila hendak berbuat keburukan suara hati nurani akan melarangnya jika manusia tetap melakukan perbuatan yang buruk dan tidak sesuai dengan nurani dia akan menyesalinya, penyesalan ini merupakan tanda kembali kepada Tuhannya, jawaban suara hati sesuai dengan sifat sifat Allah dalam Al Qur’an ( Asmaul Husna ).

Dalam Ihsan adalah berkaitan dengan nilai nilai dalam hati, baik didalam hal kebebasan hati , bimbingan suara hati , kasih sayang atau makna kesetiaan sehingga ketika suara hati secara universal mengakuinya maka jiwa pun akan membenarkanya.

Suara hati akan terbelenggu dan akan tidak dapat melihat nilai nilai universal tersebut diatas yang dapat menjerumuskan kepada hal hal yang buruk, belenggu suara hati tersebut adalah diantaranya :

1.Prasangka buruk.

2.Prinsip hidup.

3.Pengalaman

4.Kepentingan.

5.Sudut pandang.

6.Pembanding.

7.Fanatisme.



A. Sadar Diri

Cara berfikir sesorang akan dipengaruhi oleh belenggu suara hati, sehingga kemampuan untuk melihat sesuatu secara jernih harus didahului oleh kemampuan hal mengenali faktor faktor yang mempengaruhi kejernihan pikir dengan mengembalikan manusia kepada fitrahnya sehingga akan mampu melihat dengan matahati, mampu di dalam menentukan pilihan dan memprioritaskan dengan benar sesuai suara hati.

Cara membangun kekuatan pikiran bawah sadar untuk selalu suci dan akan menjadi sumber kekuatan salah satunya adalah dengan ucapan Subhanallah atau pun dengan dzikir dan tasbih dan hal ini akan mengendalikan kejernihan pikir ( repetitive magic power ). Di dalam shalat proses berpikir jernih dilambangkan dengan Takbiratul Ihram, sedangkan dalam ber – Haji adalah Ihram.

”Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama ( Allah ). (Tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. ( QS 30 : 30 )



B.Hasil ZMP

Kebebasan berpikir dengan menyucikan pikiran akan selalu menghasilkan hal hal yang baru, hal ini pula yang menjadi kekuatan ummi – nya Rasulullah diajarkan melalui penjernihan pikiran dengan perantaraan baju Ihram dalam Haji,takbiratul ihram dalam Shalat dan berwudlu sebelum Shalat.



C.Aplikasi

Dalam menghadapi sebuah masalah atau pun peluang, kenalilah diri sendiri sebelum melakukan respon dan menentukan pilihan, lakukanlah hal repetitive magic power, dzikir asmaul Husna dan ucapkan Subhanallah sambil mengingat kesucian sifat sifat Allah.

Melakukan Istigfar sambil berintrospeksi dan evaluasi diri, berdoa dengan khusyu, ketika membersihkan muka niatkan untuk membasuh mata dan wajah dari hal pandangan hina dan kemunafikan, ketika membasuh tangan dan kaki niatkan untuk membersihkan diri dari dosa yang dilakukan tangn dan kaki serta melontarkan ketujuh (belenggu suara hati) jumrah di hati.



B. RUKUN IMAN ( MENTAL BUILDING )



Setelah muncul kejernihan hati dan mampu mengatasi belenggu suara hati maka akan timbul kesadaran spiritual dan memiliki suara hati spiritual ( self conscience ) sehingga akan dapat membangun kecerdasan emosi melalui 6 ( enam ) prinsip di dalam Rukun Iman, yang mempunyai karakteristik sejalan dengan hati nurani manusia dan merupakan cerminan kehendak Allah Yang Maha Sempurna.



1.Star Principle

Membangun prinsip Bintang sebagai pegangan hidup.

Timbulnya perbedaan pada setiap orang saat menentukan suara hati mana yang harus diikuti adalah karena perbedaan keinginan dan prioritas pada setiap orang tetapi akan lebih mudah memahami diri sendiri apabila telah memahami makna dari 99 suara hati ( 99 Asmaul Husna ), karena akan memiliki radar hati yang mampu merasakan keseluruhan sifat sifat Allah yang merupakan dasar pemahaman suara hati manusia.

Hasil yang didapatkan diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Integritas.

b. Rasa Aman.

c. Situasi terus berkembang.

d. Kepercayaan diri.

e. Intuisi.

f. Sumber Motivasi.



2.Angel Principle

Memiliki prinsip Malaikat agar selalu dipercaya oleh orang lain.

Malaikat adalah makhluk mulia dan sangat dipercaya Tuhan untuk menjalankan segala perintah – Nya, prinsipnya tunggal : hanya mengabdi kepada Allah SWT. Dan memiliki kesetian tinggi, tiada rasa lelah, disiplin dan semua yang berada didalam hal tanggung jawabnya berjalan dengan sangat sempurna.Keteladananya adalah dalam hal menjaga teguh kepercayaan, memiliki loyalitas dan integritas yang sangat tinggi.

Hasil yang diperoleh dari prinsip tersebut diatas diantaranya adalah :

a.Integritas dan Loyalitas.

b.Komitmen.

c.Kebiasaan Memberi dan Mengawali.

d.Kebiasaan Menolong.

e.Saling Percaya.



3.Leaderships Principle

Memiliki prinsip Kepemimpinan yang menjadikan pemimpin berpengaruh.

Orang dengan prinsip teguh akan menjadi seorang pemimpin melalui suatu pengaruhnya yang kuat, selama ini sering terjadi kekeliruan pemahaman tentang arti kepemimpinan, banyak orang mengartikanya sebagai kedudukan atau posisi yang tinggi saja, sehingga posisi pemimpin diincar demi mendapatkan kedudukan yang tinggi dalam sebuah kelompok, padahal setiap manusia adalah pemimpin bagi dirinya sendiri tetapi dimata Tuhan adalah sama karena semua manusia adalah Khalifah – Nya dimuka bumi.Tingkatan tangga kepemimpinan yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

a.Pemimpin yang dicintai.

b.Pemimpin yang di percaya.

c.Pemimpin sebagai pembimbing.

d.Pemimpin yang berkepribadian.

e.Pemimpin yang abadi.



4.Learning Principle

Menyadari pentingnya prinsip Pembelajaran yang mendorong pada kemajuan.

Pentingnya berpikir serta belajar adalah sangat dimuliakan oleh Allah SWT, selain predikat keutamaan bagi kaum muslimin yang beriman serta terus menerus bepikir tentang hakikat penciptaanya dimuka bumi, yang hampir disebutkan Allah SWT dalam setiap firman – Nya dengan keutamaan manusia lainya adalah dia dapat mampu menyelamatkan dirinya dan sesamanya dari kehancuran serta mampu mendorong manusia pada kemajuan peradaban. Hasil yang didapatkan dari prinsip pembelajaran :

a.Kebiasaan membaca buku dan situasi.

b.Kebiasaan berpikir kritis.

c.Kebiasaan mengevaluasi.

d.Kebiasaan menyempurnakan.

e.Memiliki pedoman.



5.Vision Principle

Mempunyai prinsip Masa Depan sehingga akan selalu memiliki Visi

Setiap tahapan pembangunan sangat bergantung pada kualitas kecerdasan hati seseorang yang telah dipersiapkan di pembangunan prinsip prinsip sebelumnya semuanya melalui suatu proses yang dijalani, dengan menggunakan prinsip prinsip Rukun Iman, Rukun Islam dan Ihsan untuk meraih visi yang sebenarnya. Hasil yang di dapatkan adalah :

a.Ketenangan batiniah.

b.Jaminan masa depan.

c.Kendali diri dan sosial.

d.Optimalisasi upaya.

e.Berorientasi pada tujuan.



6.Well Organized Principle

Memiliki prinsip Keteraturan sehingga tercipta sistem mental ketauhidan.

Manajemen adalah mengerjakan segala sesuatu secara benar (do the things right), kepemimpinan adalah mengerjakan hal hal yang benar (do the right things), dan manajemen adalah melakukan efisiensi untuk menaiki tangga keberhasilan, sedangkan kepemimpinan adalah memastikan atau menentukan apakah tangganya bersandar pada dinding yang benar, sang pemimpin bagaikan orang yang memanjat pohon yang tertinggi untuk mempelajari seluruh situasi kemudian memastikan arahnya, inilah yang menjadi bukti kebenaran urutan Rukun Iman ke 5 (lima) dan Rukun Islam ke 6 (enam) yang urutannya adalah prinsip masa depan terletak lebih dahulu, baru disusul prinsip keteraturan dibelakangnya.

Anjuran Rasulullah : ” Mulailah dari sebelah kanan.” Kebiasaan Rasulullah ini terbukti dengan diketahuinya fungsi otak sebelah kanan yang berisikan gambaran visi manusia, dalam hal ini mulailah dari sebelah kanan berarti mulailah pekerjaan itu dengan sebuah tujuan atau visi yang jelas dan transparan. Hasil yang akan diperoleh dalam prinsip keteraturan tersebut diatas adalah :

a.Orientasi pemeliharaan sistem atau menjaga sinergi.

b.Orientasi pembentukan sistem atau prinsip sinergi.

c.Pemahaman arti proses.

d.Kepastian hukum sosial.

e.Kepastian hukum alam.



C. RUKUN ISLAM (PERSONAL STRENGHT dan SOCIAL STRENGHT)



1.Personal Strenght

Ketangguhan pribadi yang muncul ketika seseorang telah mengenal jati diri spiritualnya menuju pencerahan, sabda Nabi Muhammad s.a.w : ” Apabila engkau mengenal siapa dirimu, maka engkau akan mengenal siapa Tuhan – mu.” (Hadits Rasulullah )



A. Mission Statement ( Penetapan Misi )

Penetapan misi umumnya dibentuk berdasarkan logika dan seringkali pula mengabaikan suara hati spiritual tetapi tidaklah semudah membalikan tangan, dibutuh kan pemikiran yang mendalam dan hati hati dan tidak berdasarkan logika, akan tetapi mampu sejalan dengan suara hati fitrah manusia, karena hukum keseimbangan alam milik Tuhan akan menghempaskanya.

Setiap manusia mempunyai panggilan hidupnya sendiri atau misi hidupnnya oleh karena itu tidak dapat digantikan dan hidupnya tidak mungkin dapat diulang, jadi setiap orang memiliki peluang unik untuk melaksanakan misi hidup masing masing.

Firman Allah S.W.T dalam Al Qur’an surat Al Fathir ( Pencipta ) ayat 5 :

“Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah.” ( QS 35 : 5 )

Mission statement diaplikasikan dalam Syahadat ( merupakan visi ) dan hasil yang akan didapatkan dalam penetapan mission statement ini adalah sebagai berikut :

1.Membangun misi kehidupan.

2.Membulatkan tekad.

3.Membangun visi.

4.Menciptakan wawasan.

5.Transformasi visi.

6.Komitmen total.



B. Character Building ( Membangun Karakter )

Dalam pekerjaan sehari hari pikiran seseorang seringkali didesak untuk hal-hal dapat menyelesaikan berbagai tugas yang datang silih berganti dan disaat yang bersamaan pula ia harus menghadapi berbagai masalah yang harus diatasi. Istirahat pikiran dengan relaksasi sejenak dan meyambutna dengan kejernihan pikiran akan lebih baik dan menjadikan peka kembali serta memberikan ruang berpikir bagi perasaan intuitif, sekaligus menstabilkan kecerdasan emosi dan spiritual seseorang serta menjaga kefitrahan suara hati.

Character Building diaplikasikan dalam Shalat, hasil yang akan didapatkan dengan membangun karakter tersebut adalah :

1.Relaksasi.

2.Membangun kekuatan afirmasi.

3.Meningkatkan emosi kecerdasan dan spiritual ( ESQ ).

4.Membangun pengalaman positif.

5.Pembangkit dan penyeimbang energi batiniah.

6.Pengasahan prinsip.



C. Self Control ( Pengendalian Diri )

Dorongan berupa keinginan atau nafsu yang berlebihan akan menghasilkan belenggu yang menutup asset paling berharga dari sorang manusia adalah suara hati bila tidak terbelenggu akan membebaskan suara Ilahiah. Menghentikan pengabdian dirinya kepada selain Allah akan menjadikan pribadi yang mampu mengeluarkan suatu potensi dirinya untuk hasil yang terbaik, lebih tinggi dari standar duniawi melalui cara yang bijaksana dan luhur.

Aplikasi dalam Self control adalah berupa Puasa, hasil yang akan didapatkan dalam pengendalian diri adalah sebagai berikut :

1.Meraih kemerdekaan sejati.

2.Memelihara fitrah.

3.Mengendalikan suasana hati.

4.Meningkatkan kecakapan emosi secara fisiologis.

5.Pengendalian prinsip.



2.Social Strenght

Firman Allah S.W.T dalam Al Qur’an surat Al Anbiya ayat 92 :

“Sungguh, agama kamu ini satu agama saja, dan Aku adalah Tuhanmu. Karena itu sembahlah Aku.” ( QS 21 : 92 )

Keinginan untuk berkelompok atau bersinergi pun merupakan dorongan hal suara hati dan kebutuhan dasar manusia, sifat fitrah ini mendorong manusia untuk berkumpul dan berjamaah dengan sesamanya, sehingga terbentuk ketangguhan sosial.



A. Strategic Collaboration

Mengeluarkan potensi spiritual ( core values ) dengan melakukan langkah langkah melalui berkelompok atau berjamaah, dengan pendekatan aplikasinya adalah berupa zakat, hasil yang didapatkan dalam strategic collabiration adalah :

1.Investasi kepercayaan.

2.Investasi komitmen.

3.Membangun landasan kooperatif.

4.Investasi kredibilitas.

5.Investasi keterbukaan, empati dan kompromi.



B. Total Action ( Aplikasi Total )

Aplikasi total yang dilambangkan dengan Haji, secara social adalah lambang kolaborasi yang tertinggi, yaitu pertemuan seluruh umat sedunia yang memiliki nilai dasar yang sama dan tujuan dasar yang sama. Sehingga kesamaan langkah, gerak dan tujuan yang dilandasi oleh kesamaan prinsip adalah syarat terjadinya sinergi yang dahsyat dan merupakan ketangguhan sosial yang sesungguhnya, sinergi yang timbul bukan hanya antara umat manusia tetapi antara manusia dan Tuhannya.

Hasil yang akan didapatkan dalam Total action adalah berupa :

1.Langkah Zero mind atau jernih pikir ( Ihram ).

2.Evaluasi dan Visualisasi ( Wukuf ).

3.Hadapai tantangan ( Jumrah ).

4.Pengasahan komitmen dan integritas ( Thawaf ).

5.Pengasahan Adversity Quotient atau kecerdasan dalam mengatasi kesulitan dan

bertahan hidup ( Sa’I ).

6.Sinergikan Jamaah ( Haji ).



BAB III

KESIMPULAN



Kecerdasan Emosi atau “Emotional Intellegence” merujuk pada kemampuan mengungkap serta mengenali perasaan kita sendiri, juga perasaan orang lain, lebih tepatnya kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi diri sendiri dengan baik dan dalam hubunganya dengan orang lain. Ihsan, Rukun Iman dan Rukun Islam merupakan petunjuk bagi umat Islam, pokok pikirannya merupakan arah pembimbung dalam mengenali atau memahami perasaan kita sendiri, perasaan orang lain, memotivasi diri serta mengelola emosi dalam berhubungan dengan orang lain dan juga merupakan metoda pembangunan kecerdasan emosi yang didasari oleh suatu hubungan antara manusia dengan Tuhan – nya adalah merupakan Kecerdasan Emosi dan Spiritual ( ESQ ).

Urutan di dalam Rukun Iman disusun berdasarkan urutan anak tangga yang sangat teratur dan sistematis serta memiliki keterkaitan erat dan kuat dan merupakan satu kesatuan. Dimulai dari Prinsip Landasan ( Prinsip Bintang ), Prinsip Kepercayaan, Prinsip Kepemimpinan, Pembelajaran, Prinsip Masa Depan hingga Prinsip Keteraturan. Hal hal tersebut diatas adalah merupakan pembentukan mental yang dilanjutkan pula dengan langkah langkah fisik yaitu mission statemen kemudian pembangunan karakter dan pengendalian diri dalam Rukun Islam, ketiga hal tersebut diatas akan membangun sebuah pribadi yang tangguh, setelah memiliki ketangguhan pribadi, maka dilanjutkan dengan pembangunan kecerdasan sosial dan menghasilkan kecerdasan sosial.

Rukun Islam berfungsi sebagai tuntunan dalam hal beragama, tetapi juga merupakan metode pengasahan atau pelatihan ESQ, dimulai dari Syahadat sebagai mission statement, Shalat yang berfungsi sebagai character building, Puasa sebagai self control dan Zakat serta Haji yang berfungsi sebagai social intellegence atau pun kecerdasan sosial. Dalam Rukun Islam pemahaman tentang kecerdasan emosi akan diperoleh melalui Rukun Iman bila dilatih dan dipertajam lebih dalam dengan cara cara menggunakan konsep yang dilakukan secara aplikatif, berulang serta terus menerus.

Rukun Islam menjawab melalui nilai dasar spirituil atau suara fitrah hati akan motivasi dan usaha yang benar untuk mempelajari dan menguasai kecakapan emosi. Selama ini terjadi semacam stereotip bahwa Ihsan, Rukun Iman dan Rukun Islam adalah untuk keperluan akhirat semata dan ajaran Barat atau doktrin lainya untuk keberhasilan dunia, padahal keberhasilan sejati baik didunia maupun di akhirat serta kebahagiaan hakiki baik lahiriah dan batiniah adalah melalui mekanisme Ihsan, Rukun Iman dan Rukun Islam.

Sumber suara hati manusia adalah Asmaul Husna, adalah dasar pengenalan dan alat untuk memahami bagian terdalam dari suara hati kita sendiri, juga perasaan serta suara hati orang lain, Asmaul Husna adalah merupakan dasar dan kunci didalam membangun Ketangguhan Pribadi dan Ketangguhan Sosial.



DAFTAR PUSTAKA


Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual :

Emotional Spiritual Quotient ( ESQ ), Arga Wijaya Persada, Jakarta 2001