Rabu, 05 Agustus 2009

Agama : Paiagam Madinah

Piagam MadinahSebagai produk yang lahir dari rahim peradaban Islam, Piagam Madinah diakui sebagai bentuk perjanjian dan kesepakatan bersama bagi membangun masyarakat Madinah yang plural, adil, dan berkeadaban. Di mata para sejarahwan dan sosiolog ternama Barat, Robert N. Bellah, Piagam Madinah yang disusun Rasulullah itu dinilai sebagai konstitusi termodern di zamannya, atau konstitusi pertama di dunia.Berikut petikan lengkap terjemahan Piagam Madinah yang terdiri dari 47 pasal:Preambule: Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Ini adalah piagam dari Muhammad, Rasulullah SAW, di kalangan mukminin dan muslimin (yang berasal) dari Quraisy dan Yatsrib (Madinah), dan yang mengikuti mereka, menggabungkan diri dan berjuang bersama mereka.
Pasal 1: Sesungguhnya mereka satu umat, lain dari (komunitas) manusia lain.
Pasal 2: Kaum Muhajirin (pendatang) dari Quraisy sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diat di antara mereka dan mereka membayar tebusan tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara mukminin.
Pasal 3: Banu 'Awf, sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara mukminin.
Pasal 4: Banu Sa'idah, sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diat di antara mereka (seperti) semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara mukminin.
Pasal 5: Banu al-Hars, sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diat di antara mereka (seperti) semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara mukminin.
Pasal 6: Banu Jusyam, sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diat di antara mereka (seperti) semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara mukminin.
Pasal 7: Banu al-Najjar, sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diat di antara mereka (seperti) semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara mukminin.
Pasal 8: Banu 'Amr Ibn 'Awf, sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diat di antara mereka (seperti) semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara mukminin.
Pasal 9: Banu al-Nabit, sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diat di antara mereka (seperti) semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara mukminin.
Pasal 10: Banu al-'Aws, sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diat di antara mereka (seperti) semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara mukminin.
Pasal 11: Sesungguhnya mukminin tidak boleh membiarkan orang yang berat menanggung utang di antara mereka, tetapi membantunya dengan baik dalam pembayaran tebusan atau diat.
Pasal 12: Seorang mukmin tidak dibolehkan membuat persekutuan dengan sekutu mukmin lainnya, tanpa persetujuan dari padanya.
Pasal 13: Orang-orang mukmin yang takwa harus menentang orang yang di antara mereka mencari atau menuntut sesuatu secara zalim, jahat, melakukan permusuhan atau kerusakan di kalangan mukminin. Kekuatan mereka bersatu dalam menentangnya, sekalipun ia anak dari salah seorang di antara mereka.
Pasal 14: Seorang mukmin tidak boleh membunuh orang beriman lainnya lantaran (membunuh) orang kafir. Tidak boleh pula orang mukmin membantu orang kafir untuk (membunuh) orang beriman.
Pasal 15: Jaminan Allah satu. Jaminan (perlindungan) diberikan oleh mereka yang dekat. Sesungguhnya mukminin itu saling membantu, tidak tergantung pada golongan lain.
Pasal 16: Sesungguhnya orang Yahudi yang mengikuti kita berhak atas pertolongan dan santunan, sepanjang (mukminin) tidak terzalimi dan ditentang (olehnya).
Pasal 17: Perdamaian mukminin adalah satu. Seorang mukmin tidak boleh membuat perdamaian tanpa ikut serta mukmin lainnya di dalam suatu peperangan di jalan Allah Allah, kecuali atas dasar kesamaan dan keadilan di antara mereka.
Pasal 18: Setiap pasukan yang berperang bersama kita harus bahu-membahu satu sama lain.
Pasal 19: Orang-orang mukmin itu membalas pembunuh mukmin lainnya dalam peperangan di jalan Allah. Orang-orang beriman dan bertakwa berada pada petunjuk yang terbaik dan lurus.
Pasal 20: Orang musyrik (Yatsrib) dilarang melindungi harta dan jiwa orang (musyrik) Quraisy, dan tidak boleh bercampur tangan melawan orang beriman.
Pasal 21: Barang siapa yang membunuh orang beriman dan cukup bukti atas perbuatannya, harus dihukum bunuh, kecuali wali si terbunuh rela (menerima diat). Segenap orang beriman harus bersatu dalam menghukumnya.
Pasal 22: Tidak dibenarkan bagi orang mukmin yang mengakui piagam ini, percaya pada Allah dan Hari Akhir, untuk membantu pembunuh dan memberi tempat kediaman kepadanya. Siapa yang memberi bantuan atau menyediakan tempat tinggal bagi pelanggar itu, akan mendapat kutukan dan kemurkaan Allah di hari kiamat, dan tidak diterima daripadanya penyesalan dan tebusan.
Pasal 23: Apabila kamu berselisih tentang sesuatu, penyelesaiannya menurut (ketentuan) Allah 'azza wa jalla dan (keputusan) Muhammad SAW.
Pasal 24: Kaum Yahudi memikul biaya bersama mukminin selama dalam peperangan.
Pasal 25: Kaum Yahudi dari Bani 'Awf adalah satu umat dengan mukminin. Bagi kaum Yahudi agama mereka, dan bagi kaum muslimin agama mereka. Juga (kebebasan ini berlaku) bagi sekutu-sekutu dan diri mereka sendiri, kecuali bagi yang zalim dan jahat. Hal demikian akan merusak diri dan keluarganya.
Pasal 26: Kaum Yahudi Banu Najjar diperlakukan sama seperti Yahudi Banu 'Awf.
Pasal 27: Kaum Yahudi Banu Hars diperlakukan sama seperti Yahudi Banu 'Awf.
Pasal 28: Kaum Yahudi Banu Sa'idah diperlakukan sama seperti Yahudi Banu 'Awf.
Pasal 29: Kaum Yahudi Banu Jusyam diperlakukan sama seperti Yahudi Banu 'Awf.
Pasal 30: Kaum Yahudi Banu al-'Aws diperlakukan sama seperti Yahudi Banu 'Awf.
Pasal 31: Kaum Yahudi Banu Sa'labah diperlakukan sama seperti Yahudi Banu 'Awf, kecuali orang zalim atau khianat. Hukumannya hanya menimpa diri dan keluarganya.
Pasal 32: Suku Jafnah dari Sa'labah (diperlakukan) sama seperti mereka (Banu Sa'labah).
Pasal 33: Banu Syutaybah (diperlakukan) sama seperti Yahudi Banu 'Awf. Sesungguhnya kebaikan (kesetiaan) itu lain dari kejahatan (khianat).
Pasal 34: Sekutu-sekutu Sa'labah (diperlakukan) sama seperti mereka (Banu Sa'labah).
Pasal 35: Kerabat Yahudi (di luar kota Madinah) sama seperti mereka (Yahudi).Pasal
36: Tidak seorang pun dibenarkan (untuk perang), kecuali seizin Muhammad SAW. Ia tidak boleh dihalangi (menuntut pembalasan) luka (yang dibuat orang lain). Siapa berbuat jahat (membunuh), maka balasan kejahatan itu akan menimpa diri dan keluarganya, kecuali ia teraniaya. Sesungguhnya Allah sangat membenarkan (ketentuan) ini.
Pasal 37: Bagi kaum Yahudi ada kewajiban biaya, dan bagi kaum muslimin ada kewajiban biaya. Mereka (Yahudi dan muslimin) bantu-membantu dalam menghadapi musuh Piagam ini. Mereka saling memberi saran dan nasihat. Memenuhi janji lawan dari khianat. Seseorang tidak menanggung hukuman akibat (kesalahan) sekutunya. Pembelaan diberikan kepada pihak yang teraniaya.
Pasal 38: Kamu Yahudi memikul biaya bersama mukminin selama dalam peperangan.
Pasal 39: Sesungguhnya Yatsrib itu tanahnya "haram" (suci) bagi warga Piagam ini.
Pasal 40: Orang yang mendapat jaminan (diperlakukan) seperti diri penjamin, sepanjang tidak bertindak merugikan dan tidak khianat.
Pasal 41: Tidak boleh jaminan diberikan, kecuali seizin ahlinya.
Pasal 42: Bila terjadi suatu peristiwa atau perselisihan di antara pendukung Piagam ini, yang dikhawatirkan menimbulkan bahaya, diserahkan penyelesaiannya menurut (ketentuan) Allah 'azza wa jalla, dan (keputusan) Muhammad SAW. Sesungguhnya Allah paling memelihara dan memandang baik isi Piagam ini.
Pasal 43: Sungguh tidak ada perlindungan bagi Quraisy (Mekkah) dan juga bagi pendukung mereka.
Pasal 44: Mereka (pendukung Piagam) bahu-membahu dalam menghadapi penyerang kota Yatsrib.
Pasal 45: Apabila mereka (pendukung piagam) diajak berdamai dan mereka (pihak lawan) memenuhi perdamaian serta melaksanakan perdamaian itu, maka perdamaian itu harus dipatuhi. Jika mereka diajak berdamai seperti itu, kaum mukminin wajib memenuhi ajakan dan melaksanakan perdamaian itu, kecuali terhadap orang yang menyerang agama. Setiap orang wajib melaksanakan (kewajiban) masing-masing sesuai tugasnya.
Pasal 46: Kaum yahudi al-'Aws, sekutu dan diri mereka memiliki hak dan kewajiban seperti kelompok lain pendukung Piagam ini, dengan perlakuan yang baik dan penuh dari semua pendukung Piagam ini. Sesungguhnya kebaikan (kesetiaan) itu berbeda dari kejahatan (pengkhianatan). Setiap orang bwertanggungjawab atas perbuatannya. Sesungguhnya Allah paling membenarkan dan memandang baik isi Piagam ini.
Pasal 47: Sesungguhnya Piagam ini tidak membela orang zalim dan khianat. Orang yang keluar (bepergian) aman, dan orang berada di Madinah aman, kecuali orang yang zalim dan khianat. Allah adalah penjamin orang yang berbuat baik dan takwa. Dan Muhammad Rasulullah SAW. (her/piagam madinah dan uud)

dari : http://www.acehforum.or.id/teks-piagam-madinah-t14327.html

Agama : Khutbah Rasulullah pada Haji Wada

Suara-islam.com–Rasulullah saw. bersabda: “Sesung-guhnya darahmu dan harta bendamu adalah terpelihara atau haram atas kamu, sebagaimana haramnya hari ini di bulan ini dan tempat ini.
Setiap muslim adalah saudara muslim, tidak halal seorang muslim terhadap muslim yang lain kecuali apa yang sudah dihalalkan oleh dirinya.
Ketahuilah! Bahwa riba jahiliyah dihapuskan, kalian hanya menerima pokok harta kalian, tidak menzalimi dan tidak dizalimi. Kecuali riba Abbas, dihapuskan semuanya.
Semua persoalan yang terjadi di jaman jahiliyah yang selama itu masih di bawah telapak kakiku, mulai hari ini dihapuskan; dan darah-darah jahiliyah pun hari ini dihapuskan; dan pertama darah yang kuhapus adalah darah Ibnu Rabi’ah bin Al Harist, dia adalah cucu Bani Sa’ad bin Abdul Muthalib, semua itu telah dihapus.
Kemudian berhati-hatilah terhadap perempuan, karena mereka itu telah kamu ambil dengan amanat Allah, farjinya menjadi halal untukmu dengan kalimah Allah. Hak kalian atas mereka adalah: hendaklah mereka itu tidak mempersilahkan seorangpun yang kamu benci untuk menginjak tempat tidurmu. Kalau mereka sampai berbuat demikian, maka pisahkanlah tempat tidur mereka dan pukullah dengan pukulan yang tidak begitu menyakitkan. Tetapi merekapun mempunyai hak atas kamu, yaitu kamu berkewajiban untuk memberi makan dan pakaian kepada mereka dengan baik.
Sungguh aku telah tinggalkan di tengah-tengah kamu sesuatu yang kamu tidak akan sesat sesudahnya, jika kamu berpegang teguh akan dia, yaitu kitabullah”.
Dalam riwayat lain disebutkan antara lain khutbah Rasulullah adalah:
Pada hakikatnya khutbah nabi pada haji wada’ pada tahun 10 Hijriyah merupakan pidato politis terakhir yang dilakukan oleh nabi pada saat mengakhiri ibadah haji yang dilakukan nabi pertama dan terakhir tersebut. Pelaksanaan haji pada tahun sebelumnya (9 Hijriyah), dipimpin oleh amirul hajj Abu Bakar As Shiddiq. Pada tahun 9 Hijriyah, perjan-jian Hudaibiyah masih berlaku, sehingga diantara yang melaksanakan ibadah haji masih terdapat kaum musyrikin, bahkan masih terdapat yang beribadah sambil bertelanjang badan.
Ada beberapa poin penting yang terdapat dalam pidato nabi pada saat haji wada’, yang menjadi pernyataan resmi dalam percaturan politik di jazirah Arab. Setelah terjadi futuh Mekkah, dimana terjadi pergantian kepemimpinan di kota Mekkah dari kekuasaan kafir Quraisy kepada Daulah Islamiyah yang berpusat di Madinah pimpinan Nabi Muhammad SAW. Abu Sofyan sebagai pimpinan Mekkah telah menyerahkan kekuasaan-nya kepada Nabi Muhammad SAW, bahkan beliau dan isterinya menjadi penganut agama Islam menyusul putrinya (Ummu Habibah) yang telah lebih dulu masuk Islam dan menjadi isteri Rasulullah SAW .
Pertama; “Sesungguhnya darahmu dan hartamu terpelihara” menunjukkan adanya jaminan keamanan Daulah Islam-iyah pimpinan Nabi Muhammad SAW. Pada saat futuh Mekkah, orang-orang kafir Quraisy ketakutan kepada pasukan muslim (yang terdiri dari kaum muha-jirin). Mereka mengira nabi dan para sahabatnya akan balas dendam karena telah mereka usir dari tanah kelahirannya dan dibunuh sanak saudara mereka. Tanpa disangka-sangka nabi malah bersabda: mulai hari ini, siapa saja aman …..Maka luluhlah hati mereka yang keras, dan mereka dapat melihat cahaya kebe-naran Islam. Dan harta seorang muslim tidak halal bagi muslim yang lain kecuali setelah dihalalkan olehnya.
Kedua, riba sebagai suatu cara berekonomi yang zalim dan merusak kehidupan masyarakat dihapuskan. Eksploitasi antara suatu kelompok atas kelompok yang lain lazimnya terjadi dengan perantaraan sistem riba. Baik riba masa jahiliyah dulu maupun riba masa modern (yang jahiliyah pula tentunya) memiliki karakteristik yang sama, yakni zalim dan eksploitatif!
Ketiga, Semua dendam masa lalu sebelum futuh Mekkah tidak perlu diungkit-ungkit lagi. Semua sudah diha-puskan. Sehingga mulai hari itu semua pihak bisa bekerja sama, bahu membahu, beraktivitas secara produktif tanpa den-dam masa lalu untuk membangun masyarakat dan peradaban baru dengan aqidah dan syariat Islam. Dan persauda-raan di antara mereka menjadi lebih erat karena hanya berdasarkan kepada aqidah Islamiyah. Semua dapat hidup aman, damai dan sejahtera di bawah naungan daulah Islamiyah. Baik yang muslim maupun kafir dzimmi, mereka dapat hidup berdampingan secara harmonis.
Keempat; tentang wanita. Wanita mendapat penghormatan khusus, karena memang Islam sangat memuliakan dan memperhatikan kaum wanita. Nabi memerintahkan kepada kita untuk melin-dungi dan menjaga amanah terhadap kaum wanita. Terutama setelah terjadi perpindahan tanggung jawab dari para wali kepada suami yang mengambil alihnya dengan nama Allah SWT. Pria wajib mendidik para isterinya. Wanita Islam sangat menjaga kehormatan dan kesuciannya, sehingga mereka dapat melahirkan generasi yang mulia. Jauh dari perzinahan dan pergaulan bebas, yang dapat merusak keluarga dan ikatan nasab seseorang. Dan selanjutnya dapat merusak tatanan sosial, sehingga hancur-lah peradaban umat manusia. Wanita menjadi tiang peradaban umat. Islam di terapkan untuk memimpin dunia mem-bangun peradaban manusia yang bermar-tabat.
Itulah poin-poin penting dalam wasiat terakhir dari pidato Rasulullah SAW, tersebut. Selanjutnya tentunya kesela-matan akan terjamin bagi umat ini, dunia akhirat, manakala berpegang teguh pada pusaka beliau SAW, yakni Kitabullah dan sunnah Nabi SAW.
Nabi wafat tidak lama setelah mela-kukan haji wada’. Meninggalnya nabi mengandung arti bahwa beliau saw. telah sempurna melaksanakan tugas mulianya dalam menyampaikan seluruh perintah Allah bagi seluruh umat manusia. Kitabullah adalah mukjizat nabi yang terpelihara sampai hari kiamat kelak. Al Qur’an adalah wasiat nabi yang paling berharga disamping hadits nabi. Kitabul-lah adalah kalamullah yang menjadi pedoman hidup bagi kita agar selamat di dunia dan di akhirat. Jadilah umat Islam sebagai umat yang terbaik, yang mampu memimpin dunia karena mampu menye-lesaikan seluruh persoalan hidup manu-sia; apapun, siapapun, dimanapun, dan sampai kapanpun.
Selajutnya kita saksikan dalam sejarah Islam, setelah wafatnya nabi, perjuangan menyebarkan dakwah Islam dilanjutkan oleh para khalifah. Perkembangan Islam demikian pesat, sampai keluar jazirah Arab, bahkan sampai meliputi dua pertiga daratan dunia lama. Dahsyatnya lagi Islam mampu memimpin dunia selama 13 abad. Daulah Islamiyah menjadi Negara super power yang sangat ditakuti dan disegani oleh Negara dan pemerintahan manapun. Namun pada saat yang sama Negara adi daya ini memiliki para pemimpin dan prajurit yang santun dan merakyat. Mereka menyebarkan keda-maian dan kesejahteraan bagi penduduk dunia dengan aturan yang berasal dari Allah SWT Sang pencipta manusia. Sehingga umat manusia di negeri-negeri yang dibebaskan dari kekuasaan para penguasa zalim berbondong-bondong masuk Islam.
Kalau para penguasa muslim hari ini belum mendapatkan prestasi seperti yang pernah dicapai oleh Rasulullah SAW, para khulafaur Rasyidin, dan para khalifah berikutnya yang berhasil memuliakan manusia dengan penerapan ajaran Islam yang rahmatan lilalamin, itu semata-mata karena jauhnya mereka dari pemahaman pemerintahan Islam yang pernah dipraktekkan oleh Baginda Rasulullah SAW dan para khalifah yang mengikuti system pemerintahan yang beliau SAW terapkan. Wallahu’alam! [Muhammad Al Khaththath/www.suara-islam.com]

Agama : Pidato Abu Bakar selapas Dibai'at

Pidato Abu Bakar selapas Dibai'at
Selepas dibai'at Abu Bakar mulai berpidato setelah memuji Allah Pemilik segala pujian, 'Amma ba'du, para hadirin sekalian sesungguhnya aku telah terpilih sebagai pimpinan atas kalian dan bukanlah aku yang terabik, maka jika aku berbuat kebaikan bantulah akau. Dan jika aku bertindak keliru maka luruskanlah aku. Kejujuran adalah amanan, sementara dusta adalah suatu pengkhiatan. Orang yang lemah di antara kalian sesungguhnya kuat di sisiku hingga aku dapat mengembalikan haknya kepadanya Insya Allah. Sebaliknya siapa yang kuat di antara kalian maka dialah yang lemah di sisiku hingga aku akan mengambil darinya hak milik orang lain yang diambilnya. Tidaklah suatu kaum meninggalkan jihad di jalan Allah kecuali Allah akan timpakan kepada mereka suatu kehinaan, dan tidaklah suatu kekejian terbesar di tengah suatu kaum kecuali adzab Allah akan ditimpakan kepada seluruh kaum tersebut. Patuhilah aku selama aku mematuhi Allah dan RasulNya. Tetapi jika aku tidak mematuhi keduanya maka tiada kewajiban taat atas kalian terhadapku. Sekarang berdirilah kalian untuk melaksanakan shalat semoga Allah merahmati kalian Sanad ini sahih, adapun ungkapannya, 'Sesungguhnya aku telah dipilih sebagai pimpinan atas kalian dan bukalha aku yang terbaik' adalah bagian dari ketawadhu'an beliau. Sebab mereka seluruhnya sepakat bahwa beliaulah yang terbaik dan termulia radiyallahu anhu. Di nukil dari Al-Bidayah wa An-Nihayah, Masa khulafaur rasyidin, Ibnu Katsir

Agama : Kisah Khalifah Umar bin Khaththab ra, Khalifah Umar bin Khaththab ra,Khalifah Umar bin Khaththab ra, Pemimpin yang Adil

Khalifah Umar bin Khaththab ra, seorang sahabat Rasulullah SAW,adalah seorang pemimpin yang dikenal sangat adil, tegas, disiplin namunsangat humanis di zamannya. Banyak orang yang mulanya menentang islam,namun akhirnya tersadar dan insyaf karena kepemimpinan Sayyidina Umarbin Khaththab.Suatu hari, seseorang datang kepada khalifah umar seraya menyerahkandiri untuk diadili karena telah membunuh sesama muslim. Pengadilanpun digelar dan vonis pun dijatuhkan kepada orang tersebut berupa hukumqisas. Namun, sebelum hukuman diberlakukan, khalifah Umar bin Khaththabbertanya kepada terdakwa tentang permintaan terakhirnya. Si terdakwapun berkata, “Izinkan saya pulang ke kampung halaman untuk berpamitankepada sanak keluarga serta membayar hutang-hutang saya”. Khalifah umarpun mengabulkan permintaan terakhir si terdakwa karena dinilai masukakal.Namun, ada satu hal yang menjadi pertimbangan. Dikarenakan tempattinggal terdakwa terlalu jauh, maka sang Khalifah menginginkan adanyaseorang penjamin bagi terdakwa untuk di qisas jika sekiranya nanti siterdakwa akan melarikan diri. Sesaat, si terdakwa menatap kerumunanorang-orang yang tengah menyaksikan prosesi pengadilan dirinya, namunia akhirnya tertunduk sedih, karena mendapati bahwa ia tidak mempunyaiseorang keluarga pun di kota ini.Sesaat suasana terlihat hening. Di tengah keheningan itu muncullahsosok seorang pemuda paruh baya, yang tidak lain adalah Abu dzar alGhifari, seorang sahabat Rasulullah SAW, seraya berkata, “Saya yangakan menjadi penjamin orang ini”. Lalu, Abu dzar pun menanda tanganisurat perjanjian penjamin dan si terdakwa diperbolehkan pulang kekampung halamannya selama tujuh hari.Hari berganti hari hingga sampailah pada hari ketujuh kepulanganterdakwa ke kampung halamannya. Namun begitu, tidak terlihat sedikitpuntanda-tanda akan datangnya kembali si terdakwa untuk memenuhihukumannya. Orang-orang mulai panik melihat keadaan ini. Tidak sedikityang menangis karena melihat sahabat Abu dzar akan segera di eksekusi,meski ia sedikitpun tidak bersalah dan hanya sebagai orang yangmenjamin terdakwa. Tidak sedikit pula yang kecewa terhadap terdakwayang dinilai tidak mempunyai harga diri.Namun, tak lama kemudian terdengar suara dari kejauhan, dan terlihatsosok seorang laki-laki yang tengah berjalan dalam keadaan sempoyongan.Ternyata tidak lain orang itu adalah si terdakwa, yang terlihat lusuhjuga keletihan. Karena si terdakwa sudah hadir kembali, maka sahabatAbu dzar pun dibebaskan. kemudian sang hakim bertanya kepada siterdakwa, kenapa ia tidak memilih untuk kabur saja dan melarikan diridari jeratan hukuman, terlebih sudah ada orang yang menjaminnya.Si terdakwa pun berkata, “Benar, saya bisa saja melarikan diri darihukuman ini, namun saya malu jika nanti di dalam sejarah islam terdapatseorang muslim yang ingkar janji untuk kepentingan dirinya dan tidakmau menjaga harga dirinya sebagai muslim yang bertanggung jawab” jawabsi terdakwa. Saat pengakuan itu, ternyata 3 orang keluarga korbanmenyaksikan dan mendengarkannya. Mereka merasakan kejujuran danketulusan dari pengakuan si terdakwa.Mereka yang pada awalnya berharap hukuman yang setimpal bagi siterdakwa, malah berbalik mencabut tuntutannya dengan berkata, “Kamidari keluarga korban telah memaafkan orang ini” seraya menunjuk siterdakwa. Si hakim pun lalu bertanya, “Mengapa kalian memaafkan orangini, sedangkan ia telah membunuh saudaramu?” Para keluarga korban punmenjawab, bahwa “Sebagai muslim, kami mempunyai harga diri. Kami malu,sekiranya nanti di dalam sejarah terdapat ada seorang muslim yang tidakmau memaafkan kesalahan saudaranya sesama muslim”.Setelah mendengar pengakuan keluarga korban, sang hakim pun kemudianbertanya kepada sahabat Abu dzar, kenapa ia sampai merelakan dirinyauntuk menjadi penjamin bagi si terdakwa, seorang yang tidak ia kenalsama sekali. Sahabat Abu dzar pun menjawab, “Sebagai seorang muslim,saya malu jika nanti sejarah islam mencatat, bahwa dahulu ada seorangmuslim yang sedang kesulitan dan meminta bantuan, namun tak ada seorangpun yang bersedia untuk meringankan bebannya dan meolongnya”.Subhanallah! Begitulah gambaran keindahan umat terdahulu. Begituterlihat bahwasanya kaum muslimin saling menyayangi satu sama lain.Saling menutupi kesusahan, saling memaafkan, saling menutupi aib, dansaling menjaga harga diri demi keyakinan yang dianutnya. Begitu besarpenjagaan mereka terhadap islam sebagai agamanya, hingga mereka menilaiharga diri itu bukan lagi dilihat dari pangkat dan jabatan, bukan darikesalahan-kesalahan saudaranya, namun mereka melihatnya dari rasakeimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT.Semoga kita bisa menarik intisari hikmah dan pelajaran dari kisahini, untuk dapat kita teladani dan menjadi acuan dalam hidup dankehidupan. Karena sesungguhnya, kaum muslimin adalah bersaudara..Wallahu a’lam(diperkaya dari buku “Di Hatinya Cuma Ada Cinta” karya Saikhul Hadi)

Agama : Kisah Orang Terkaya di Masa Kekhalifahan Umar bin Abdul Aziz]

Kisah Orang Terkaya di Masa Kekhalifahan Umar bin Abdul Aziz

Seorang anak lelaki Zaid bin Al Khathab mengisahkan:Umar bin Abdul Aziz menjadi khalifah selama dua setengah tahun. Diameninggal dunia disaat rakyat semua dalam keadaan sejahtera, sampai sampaisaat seorang lelaki datang kepada kami untuk menyerahkan harta yang banyakdengan pesan, "Bagikan harta ini kepada orang yang kamu anggap miskin", makakami tidak menemukannya. Dia terus menerus mencari orang miskin, namun tetapsaja tidak menemukan sehingga dia kembali lagi sambil membawa hartanya.Saat dia berniat memberikan hartanya kepada orang yang biasa membagikannya(amil zakat) kepada para fakir miskin, ternyata dia sudah tidak menemukannyasehingga diapun kembali sambil membawa harta yang ingin dia bagikan.Sungguh, Allah Subhanahu wa Ta'ala telah membuat manusia merasa berkecukupan(menjadi kaya) melalui kekuasaan Umar bin Abdul Aziz.

Agama :Kisah Umar Bersama Salah Seorang Keluarganya

Kisah Umar Bersama Salah Seorang KeluarganyaDalam Masalah Buah Apel dan Penyuapan

Amir bin Muhajir mengisahkan bahwa suatu hari Umar bin Abdul Aziz inginsekali makan apel. Lalu salah seorang lelaki dari anggota keluarganyamenghadiahkan apel kepadanya.Umar berkata, "Betapa harum dan enaknya apel ini." Setelah itu, dia berkata,"Wahai pelayan, kembalikan apel itu kepada orang yang telah memberikannyadan sampaikan salam kepada tuanmu, katakan kepadanya: "Hadiahmu telah sampaikepadaku sebagaimana yang engkau inginkan.'"Saya (Amir bin Muhajir) pun berkata, "Wahai Amirul Mukminin, yang memberikanini adalah anak lelaki pamanmu yang adalah salah seorang lelaki darikeluargamu. Bukankah engkau juga sudah mendengar kalau Rasulullahshallallahu' alaihi wa sallam juga memakan hadiah yang diberikan kepadanya?"Umar berkata, "Celaka kamu. Hadiah pada masa Rasulullah shallallahu' alaihiwa sallam adalah memang benar benar hadiah, sedangkan hadiah pada hari inibagi kami adalah penyuapan."

Agama : Kisah Tentang Pakaian Umar yang Hanya Satu]

Kisah Tentang Pakaian Umar yang Hanya Satu
Maslamah bin Abdul Malik mengisahkan:Suatu hari saya masuk ke kamar Umar bin Abdul Aziz yang sedang sakit untukmenjenguknya. Saat itu, saya melihatnya memakai baju yang lusuh, maka akupunberkata kepada Fatimah (istrinya), "Hai Fatimah binti Abdul Malik... haiFatimah, cucilah pakaian Amirul Mukminin ini."Fatimah menyahut, "Insya Allah kami akan melakukannya. "Kemudian saya kembali, namum keadaan pakaian tersebut masih tetap sepertisemula. Maka akupun kembali berkata kepada Fatimah, "Hai Fatimah, bukankahaku sudah menyuruhmu untuk mencuci pakaian Amirul Mukminin? Sebaborang-orang akan menjenguknya. "Fatimah menjawab, "Demi Allah dia tidak mempunyai baju lagi selain itu."

Selasa, 04 Agustus 2009

Marketing : Kepuasan Pelanggan

Kepuasan Pelanggan
Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan pelanggan (Leviit, 1987). Agar tujuan tersebut, maka setiap perusahaan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan barang dan jasa yang diinginkan konsumen dengan harga yang pantas (reasonable). Dengan demikian, setiap perusahaan harus mampu memahami perilaku konsumen pada pasar sasarannya, karena kelangsungan hidup perusahaan tersebut sebagai organisasi yang berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat tergantung pada perilaku konsumennya. Melalui pemahaman perilaku konsumen, pihak manajemen perusahaan dapat penyusun strategi dan program yang tepat dalam rangka memanfaatkan peluang yang ada dan menggunguli para pesaingnya.
Perilaku konsumen sendiri merupakan tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh, menggunakan, dan menentukan produk dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan-tindakan tersebut perilaku (Engel et al., 1990). Dari pengertian ini dapat diketahui bahwa pemahaman terhadap perilaku konsumen bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi cukup sulit dan kompleks, khususnya disebabkan oleh banyaknya variebel yang mempengaruhi dan variabel-variebel tersebut cenderung saling berinteraksi. Meskipun demikinan, bila hal tersebut sapat dilakukan, maka perusahaan yang bersangkutan akan dapat meraih keuntungan yang jauh labih besar daripada para pesaingnya, karena dengan dipahaminya perilaku konsumennya, perusahaan dapat memberikan kepuasan secara labih baik kepada kunsumennya (Kotler, et al., 1996).
Dalam keputusan membeli barang konsumen seringkali ada lebih dari dua pihak yang terlibat dalam proses pertukaran atau pembeliannya. Umumnya ada lima macam peranan yang dapat dilakukan seseorang. Ada kalanya kelima peran ini dipegang oleh satu orang, namun seringkali pula peranan tersebut dilakukan beberapa orang. Pemahaman mengenai masing-masing peranan ini sangat berguna dalam rangka memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Kelima peran tersebut meliputi (Kotler, et al.,1996).
1. Pemrakarsa (initiator), yaitu orang yang pertama kali menyadari adanya keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan mengusulkan ide untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu.
2. Pembeli pengaruh (influencer), yaitu orang yang pandangan, nasihat atau pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian.
3. Pengambil keputusan (decider), yaitu orang yang menentukan keputusan pembelian misalnya apakah jadi membeli, apa yang dibeli, bagaimana cara membeli, atau di mana membelinya.
4. Pembeli (buyer), yaitu orang yang melakukan pembelian aktual.
5. Pemakai (user), yaitu orang yang mengkonsumsi atau menggunakan barang atau jasa yang diberi.
Konsumen yang merasa tidak puas akan bereaksi dengan tindakan yang berbeda. Ada yang mendiamkan saja dan pula yang melakukan komplin. Berkaitan dengan hal ini, ada tiga kategori tanggapan atau komplin terhadap keridakpuasan (Singh, 1988), yaitu.
a. Voice response
Kategori ini meliputi usaha menyampaikan keluhan secara langsung dan/atau memintan ganti rugi kepada perusahaan yang bersangkutan, maupun kepada distibutornya. Bila pelanggan melakukan hal ini, maka perusahaan masih mungkin memperoleh beberapa manfaar. Pertama, pelanggan memberikan kesempatan sekali lagi kepada perusahaan untuk memuaskan mereka. Kedua, resiko publisitas buruk dapat ditekan, baik publisitas dalam bentuk rekomendasi dari mulut ke mulut, maupun melalui koran/media massa. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah Ketiga, memberi masukan mengenai kekurangan pelayanan yang perlu diperbaiki perusahaan. Melalui perbaikan (recovery), perusahaan dapat memelihara hubungan baik dan loyalitas pelanggannya.
b. Private response
Tindakan yang dilakukan antara lain memperingatkan atau memberitahuan kolega, teman atau keluarganya mengenal pengalamannya dengan produk atau perusahaan yang bersangkutan. Umumnya tindakan ini sering dilakukan dan dampaknya sangat besar bagi citra perusahaan
c. Third-party response
Tindakan yang dilakukan meliputi usaha meminta ganti rugi secara hukum mengadu lewat media massa (misalnya menulis di Surat Pembaca); atau secara langsung mendatangai lembaga konsumen, instansi hukum, dan sebagainya. Tindakan seperti ini sangat ditakuti oleh sebagaian besar perusahanan yang tidak memberi pelayanan baik kepada pelanggannya atau perusahaan yang tidak memiliki prosedur penanganan keluhan yang baik. Kadangkala pelanggan lebih memilih menyebarluaskan keluhanya kepada masyarakat luas, karena secara psikologis lebih memuaskan. Lagipula mereka yakin akan mendapat tanggapan yang lebih cepat dari perusahaan yang bersangkutan.
Paling tidak ada empat faktor yang mempengaruhi apakah seorang konsumen yang tidak akan melakukan komplin atau tidak (Day dalam Engel et al., 1990). Keempat faktor tersebut adalah :
1. Penting tidaknya konsumsi yang dilakukan, yaitu menyangkut derajat pentingnya produk bagi konsumen harga, waktu yang dibutuhkan untuk mengkonsumsi produk, serta social visibility.
2. Pengetahuan dan pengamalan, yakni jumlah pembelian sebelumnya pemahaman akan produk, persepsi terhadap kemampuan sebagai konsumen, dan pengamalan komplin sebelumnya.
3. Tingkat kesulitan dalam mendapatkan ganti rugi, meliputi jangka waktu penyelesaian masalah, gangguan terhadap aktivitas rutin, dan biaya.
4. Peluang keberhasilan dalam melakukan komplin.
Dewasa ini perhatikan terhadap kepuasan maupun ketidakpuasan pelangan telah semakin besar. Semakin banyak pihak yang menaruh perhatikan terhadap hal ini. Pihak yang paling banyak berhubungan langsung dengan kepuasan/ketidakpuasan pelanggan adalah pemasar, konsumen dan peneliti perilaku konsumen.
Persaingan yang semakin ketat, di mana semakin banyak produsen yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, menyebabkan setiap perusahaan harus menempatkan orientasi pada kepuasan pelangan sebagai tujuan utama. Hal ini tercermin dari semakin banyaknya perusahaan yang menyertakan komitmennya terhadap kepuasan pelanggan dalam pernyataan misinya, iklim, maupun public relations release. Dewasa ini semakin diyakini bahwa kunci utama untuk memenangkan persaingan adalah memberikan nilai dan kepuasan kepada pelanggan melalui penyampaian produk dan jasa berkualitas dengan harga bersaing.
Dengan semakin banyaknya produsen yang menawarkan produk dan jasa maka konsumen memiliki pilihan yang semakin banyak. Dengan demikian kekuatan tawar-menawar konsumen semakin besar. Hak-hak konsumen pun mulai mendapatkan perhatian besar, terutama aspek keamanan dalam pemakaian barang atau jasa tertentu. Kini mulai banyak muncul aktivitas-aktivitas kaum konsumeris yang memperjuangakan hak konsumen, etika bisnis, serta kesadaran dan kecintaan akan lingkungan. Para peneliti perilaku konsumen juga semakin banyak yang tertarik dan menekuni topik kepuasan pelanggan dalam rangka mengupayakan pemecahan yang maksimum dari pemenuhan keputusan para pelanggan.
Menurut Schnaars (1991), pada dasarnya tujuan dari suatu bisnis adalah untuk menciptakan para pelanggan yang merasa puas. Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat, di antaranya hubungan antara perusahaan dan pelanggannya menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan, dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (word-of-mouth) yang menguntungkan bagi perusahaan (Tjiptono, 1994). Ada beberapa pakar yang memberikan definisi mengenai kepuasan/ketidakpuasan pelanggan (dalam Tse dan Wilton, 1988) menyatakan bahawa kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidakpuasan (disconfirmation) yang dirasakan antara harapan sebelumnya (atau norma kinerja lainnya) dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya. Wilkie (1990) mendefinisikannya sebagai suatu tanggapan emosional pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa. Engel, et al. (1990) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purnabeli di mana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnyasama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil (outcome) tidak memenuhi harapan. Kotler, et al., (1996) menandaskan bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya.
Dari berbagai definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya pengertian kepuasan pelanggan mencakup perbedaan antara harapan dan kinerja atau hasil yang dirasakan. Pengertian ini didasarkan pada disconfirmation paradigm dari Oliver (dalam Engel, et al., 1990; Pawitra, 1993).
Meskipun umumnya definisi yang diberikan di atas menitikberatkan pada kepuasan/ketidakpuasan terhadap produk atau jasa, pengertian tersebut juga dapat diterapkan dalam penilaian kepuasan/ketidakpuan terhadap suatu perusahaan tertentu karena keduanya berkaitan erat (Peretson dan Wilson, 1993; Pawita, 1993).
Dalam mengevaluasi kepusan terhadap produk, jasa atau perusahaan tertentu, konsumen umumnya mengacu pada berbagai faktor atau dimensi. Faktor yang sering digunakan dalam mengevaluasi kepuasan terhadap suatu produk manufaktur (garvin dalam Lovelock, 1994; Peppard dan Rowland, 1995) antara lain meliputi:
1. Kinerja (performance) karakteristik operasi pokok dari produk inti (core product) yang dibeli misalnya kecepatan, konsumsi bahan bakar, jumlah penumpang yang dapat diangkat, kemudahan dan kenyamanan dalam mengemudi dan sebagainya.
2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), yaitu karakteristik sekunder atau pelangkap, misalnya kelengkapan interior dan eksterior seperti dash board, AC, sound system, door lock system, power steering, dan sebagainya.
3. Keadaan (reliability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai, misalnya mobil tidak sering ngadat/macet/rewel/rusak.
4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications), yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya standar keamanan dan emisi terpenuhi seperti ukuran as roda untuk truk tentunya harus lebih besa daripada mobil sedan.
5. Daya tahan (durabilitity), berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis penggunaan mobil. Umumnya daya tahan mobil buatan Amerika atau Eropa lebih daripada mobil buatan Jepang.
6. Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi kenyamanan, mudah direparasi; serta penanganan keluhan yang memuaskan. Pelayanan yang diberikan tidak terbatas hanya sebelum penjualan, tetapi juga selama proses penjualan hingga purnu jual, yang juga mencakup pelayanan reparasi dan ketersediaan komponen yang dibutuhkan.
7. Estetika yaitu daya tarik produk terhadap panca indera misalnya bentuk fisik mobil yang menarik model/desain yang artistik, warna, dan sebagainya.
8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), yaitu citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya. Biasanya karena kurangnya pengetahuan pembeli akan atribut/ciri-ciri produk yang akan dibeli maka pembeli mempersepsikan kualitasnya dari aspek harga nama merak, iklan reputasi perusahaan, maupun negara pembuatannya. Umunya orang akan menganggap merek Mercedez, Roll Royce, Porsche, dan BMW sebagai jaminan mutu.
Sementara itu dalam mengevaluasi jasa yang bersifat intangible, konsumen umumnya menggunakan beberapa atribut atau faktor berikut (Parasuraman, et al., 1985):
1. Bukti langsung (tangibles), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana komunitasi.
2. Keandalan (reliability), yakni kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera akurat, dan memuaskan.
1. Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginnan para staf dan karyawan untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayann dengan tanggap.
2. Jaminan (assurance), mencakup pengetahuan, kemampuan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari banyak risiko atau keragu-raguan.
3. Empati, meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para pelanggan.

Perbankan : Pengertian Perbankan

Pengertian Bank
Pengertian bank di Indonesia telah mengalami evolusi sejalan dengan perubahan pemerintahan. Pengertian itu berubah mengikuti undang-undang yang berlaku. Menurut Undang-Undang No. 10/1998 dikemukakan bahwa pengertian bank adalah bandan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak pada umumnya yang meliputi :
1. Menerima berbagai bentuk simpanan masyarakat.
2. Memberikan kredit yang bersumber dari dana yang diterima dari masyarakat berdasarkan atas kemampuannya untuk menciptakan kemampuan daya beli baru.
3. Memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.
Dari uraian di atas dapat dijelasakan lebih lanjut tentang 2 (dua) fungsi bank berikut :
1. Fungsi Perantara, yaitu menyediakan kemudahan untuk aliran dari pihak yang mempunyai dan pemyimpan kepada pihak yang memerlukan guna memenuhi kekurangan selaku peminjam.
2. Fungsi Transmisi, berkaitan dengan peranan bank dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.
Selain itu bank juga menawarkan berbagai macam jasa bank baik dalam negeri maupun luar negeri antara lain transfer, inkaso, bank garansi, letter of credit (L/C, Traveler checks, draft, collection, safe deposit box.
Ditinjau dari cara penggolangannya, bank dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu ;
1. Menurut Undang-Undang No. 2 tahun 1998 terdapat 2 (dua) jenis bank, yaitu :Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
2. Menurut Kepemilikan, yaitu Bank Milik Negara, Bank Milik Pemerintah Daerah, Bank Milik Swasta Nasional, Bank Milik Swasta Campuran (Nasional dan Asing) dan Bank Milik Asing
3. Menurut Penekanan Kegiatan, yaitu Bank Ritel (Retail Bank), Bank Korporasi, Bank Komersial, Bank Pedesaan dan Bank Pembangunan

Marketing : Bauran Ritel

ABSTRAK
Tesis : Agus Hendradimaja
Judul : Pengaruh Bauran Ritel Terhadap Kepuasan Pelanggan di
Swamitra Bank Bukopin

Krisis ekonomi telah mengajarkan kalangan perbankan bahwa bisnis corporate banking tidak lagi bisa diandalkan. Pasalnya, krisis ekonomi telah menyebabkan banyak pelaku ekonomi terjerembab dalam jurang kehancuran. Untuk itu bank-bank mengantisipasinya dengan melakukan perubahan strategi bisnis, yakni mulai memberikan perhatian yang lebih besar ke bisnis perbankan ritel (retail banking). Konsekuensinya, para pengelola bank dituntut untuk lebih cerdas dan inovatif dalam menciptakan peluang bisnis baru dengan tetap bertumpu pada segmen ritel.
Bank Bukopin berupaya dengan melakukan inovasi merintis konsep terobosan baru dengan melakukan ritel melalui melalui kerja sama dalam pemberdayaan Lembaga Keuangan Mikro (LKM). Koperasi Simpan Pinjam/Usaha Simpan Pinjam (KSP/USP). Kerja sama tersebut dinamakan “Swamitra” berlandaskan pada manajemen perbankan modern dan teknologi mutakhir. Anggota koperasi yang tergabung sebagai anggota Swamitra dapat memperoleh akses terhadap permodalan, pengelolaan likuiditas yang efektif dan transaksi keuangan yang efisien. Kesemuanya ini akan sangat mendukung pemberdayaan dan pertumbuhan koperasi dan usaha kecil di dalam wadah Swamitra.
Dalam mengoptimalkan peranan Swamitra terhadap kepuasan pelanggan, maka Swamitra perlu melakukan bauran ritel seperti fasilitas fisik, merchandising, harga, promosi, pelayanan, organisasi dan personel. Dalam penelitian ini bauran ritel sebagai variabel independen dan kepuasan pelanggan sebagai variabel dependen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bauran ritel terhadap kepuasan pelanggan di Swamitra Bank Bankopin.
Analisis yang digunakan bersifat deskriptif dan verifikatif dengan menyajikan hipostesis sesuai dengan tujuan penelitian. Data primer untuk analisis dikumpulkan melalui survey dengan menggunakan kuesioner yang valid dan variabel analisis untuk mengetahui kondisi pelaksanan ke enam variabel yang ditileti di Swamitra Bank Bukopin. Analisis terhadap sikap responden/pelanggan menggunakan likert summated rating, sedang analisis tentang pengaruh bauran eceran terhadap konsumen menggunakan analisis jalur (path analysis).
Hasil penelitian dari enam variable yang diteliti hanya variable harga dan pelayanan yang secara nyata dan positif mempengaruhi kepuasan pelanggan sebesar 11,3%, sedangkan sebesar 88,7% dipengaruhi oleh faktor lain.Dengan demikian, maka perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut mengingat kepuasan pelanggan lebih banyak ditentukan oleh faktor yang lain.

Kata kunci : Retailing Mix, Kerjasama antara Bank dan koperasi, Kepuasan Pelanggan

Marketing : Pengertian Bauran Pemasaran Jasa

Pengertian Bauran Pemasaran Jasa
Kotler (2000 : 15) mengemukakan definisi bauran pemasaran (marketing mix) sebagai : Marketing mix is the set of marketing tools that the firm uses to pursue its marketing objective in the target market. Bauran pemasaran adalah sekumpulan alat pemasaran (marketing tools) yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran.
Zeithaml dan Bitner (2000 : 18) mengemukakan definisi bauran pemasaran sebagai berikut : Marketing mix defined as the elements an organization appear as core decision variables in any marketing text or marketing plan. Dalam hal ini berarti bauran pemasaran jasa adalah elemen-elemen organisasi (perusahaan) yang dapat dikontrol oleh perusahaan dalam komunikasinya dengan konsumen dan akandipakai untuk memuaskan konsumen.
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa marketing mix merupakan controllable marketing variables yang paling terkait, diaburkan, diorganisir dan digunakan dengan tepat, sehingga perusahaan dapat mencapai marketing objective-nya dengan efektif, sekaligus memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Selanjutnya Zeithaml dan Bitner mengemukakan konsep bauran pemasaran tradisional (traditional marketing mix) yang terdiri dari 4P yaitu product, price, place (distribution), dan promotion. Sementara untuk pemasaran jasa (the service marketing mix) perlu bauran pemasaran yang diperluas (expanded marketing mix for service) dengan penambahan non-traditional marketing mix yaitu people, physical evidence, dan process sehingga menjadi tujuh unsur. Masing-masing dari tujuh unsur bauran pemasaran tersebut saling berhubungan dan tergantung satu dengan yang lain dan mempunyai suatu bauran yang optimal sesuai dengan karakteristik segmennya (Zeithaml, 2000 : 18 – 21).
Penambahan unsur bauran pemasaran jasa dilakukan antara lain karena jasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan produk yaitu : intangibility (tidak berwujud), inseparability (tidak dapat dipisahkan), variability (beraneka ragam), dan perishability (mudah lenyap), maka penggunaan bauran pemasaran produk 4P (product, price, place, dan promotion) kurang memadai. Seperti yang juga dikemukakan oleh Booms dan Bitner dalam Rust, Zahorik, dan keinginan (1996 : 10) bauran pemasaran jasa terdiri dari 7P yaitu : product, price, place, promotion, people, physical evidence, dan process.
Unsur-unsur bauran pemasaran merupakan alat pemasaran yang memiliki kontak langsung dengan lingkungan eksternal, sementara perusahaan sendiri hanya memiliki kendali yang terbatas terhadap lingkungan eksternal. Oleh karena itu bauran pemasaran memainkan peranan yang penting dalam upaya perusahaan menerapkan strategi dan kebijakan perusahaannya dalam mewujudkan kepuasan konsumen. Unsur-unsur ini merupakan unsur yang dapat dikendalikan oleh perusahaan dan saling berhubungan, yang ditunjukan untuk melayani serta memenuhi kebutuhan konsumen. Perusahaan harus dapat merencanakan dan mengkombinasikan unsur-unsur tersebut dalam proporsi yang tepat sehingga bauran pemasarannya sesuai dengan lingkungan perusahaan, dapat memuaskan pasar sasaran, dan tetap sejalan dengan sasaran perusahaan dalam bidang pemasaran secara keseluruhan. Bauran pemasaran yang telah ditetapkan perusahaan sebaiknya selalu disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang dihadapi perusahaan, jadi harus bersifat dinamis.

Perbankan : Bagaimana Membuat Proposal Kredit

PROPOSAL KREDIT
1. PENDAHULUAN
2. MAKSUD DAN TUJUAN
3. MANAGEMENT dan KEPEMILIKAN
a) Data Pemilik dan Pengurus
b) Background Pemilik dan Pengurus
c) Apakah ada orang yang terlibat dalam pengurus/teknis perusahaan
Kalo ada. Berupa orang? Pendidikan? Pengalaman?
d) Bagaimana teknis perusahaan dalam mengelola perusahaan sehingga melewati masa krisis
4. KONDISI USAHA
a) Sejarah Perusahaan
· Oleh didirikan oleh siapa?
· Siapa Pendirinya?
· Jumlah Karyawan
· Struktur Organisasi
· Motivasi Pendirian Perusahaan?
· Apakah berganti usaha?
b) Usaha Perusahaan
· Kegiatan utama perusahaan?
· Proses Pembelian Barang
Ø Proses Pembelian (daftar Supplier, Credit Term, Hubungan Dagang, informasi lainnya)
Ø Produksi/Industri (kalo Ada?)
* Alasan mengenai Industri (Makro, Mikro, Supplay and Demand, Prosepek & Persaingan Usaha, Kebijakan Pemerintah, Resiko dll)
* Proses Produksi (Siklus Produkasi, Perhitungan Harga Pokok Produksi, Mesin dan Kapasitas, berapa shift dalam mengerjakan Barang, AMDAL, infromasi mengenai proses produkasi)
Ø Proses Penjualan (Daftar Langganan, Selling Term, Omzet Penjualan, Hubungan dagang, persaingan, informasi lainnya mengenai penjualan)
c) Keuangan Perusahaan
· Neraca dan Laba Rugi
· Ratio-ratio perusahaan
· Cash flow rencana usaha
Note : Lap. Keuangan untuk Fasilitas kredit di atas Rp 4 M Audited
5. ANALISA KEBUTUHAN DAN PENGEMBALIAN KREDIT
A. Kebutuhan Kredit
· Permasalahan yang dihadapi ?
· Perhitungan Kebutuhan Kredit Modal Kerja dan Investasi
B. Pengembalian Kredit
· Sumber Pengembalaian Kredit
· Jangka Waktu Kredit termasuk tenggang waktu pengembalian pokok kredit dan bunga dihubungkan dengan pembangunan investasi dan produksi sesuai dengan Rencana Pengambilan kredit terlihat dari cash flow
6. AGUNAN
Agunan yang akan diserahkan
1. Tanah dan Bangunan è Copy Sertifikat, IMB, PBB (bukti pembayaran),
2. Kendaraan è Copy BPKB, Faktur, STNK
Note :
o Faslitas Kredit di atas Rp 2,5 dinilai oleh Penilai Independent
o Tanah Bangunan harus hak milik debitur/istri/Ayah/ibu
o BPKB harus a.n. debitur
7. HUBUNGAN DENGAN BANK
1) Calon debitur saat ini telah berhubungan dengan bank berapa lama (Fasilitas Kredit, Rek. Koran 6 bulan terakhir, Tabungan 6 bulan terkahir)
8. RESIKO
1) Uraian resiko dan antisipasi terhadap resiko yang akan timbul
2) Analisa SWOT
9. KESIMPULAN

Senin, 03 Agustus 2009

Agama : Cerpen GUS JAKFAR

GUS JAKFAR
Cerita Pendek : A Mustofa Bisri
Kompas - 6/23/2002

Kata Kiai, Gus Jakfar itu lebih tua dari beliau sendiri," ceritaKang Solikin suatu hari kepada kawan-kawannya yang sedangmembicarakan putera bungsu Kiai Saleh itu, "Saya sendiri tidak pahamapa maksudnya."

"Tapi, Gus Jakfar memang luar biasa," kata Mas Bambang, pegawaiPemda yang sering mengikuti pengajian Subuh Kiai Saleh, "Matanya itulho. Sekilas saja beliau melihat kening orang, kok langsung bisamelihat rahasianya yang tersembunyi. Kalian ingat, Sumini anaknyapenjual rujak di terminal lama yang dijuluki perawan tua itu.Sebelum dilamar orang sabrang, kan ketemu Gus Jakfar. Waktu itu GusJakfar bilang, 'Sum, kulihat keningmu kok bersinar, sudah ada yangngelamar ya?!'. Tak lama kemudian orang sabrang itu datangmelamarnya."

"Kang Kandar kan juga begitu," timpal Mas Guru Slamet, "kalian kanmendengar sendiri ketika Gus Jakfar bilang kepada tukang kebun SD IVitu, 'Kang, saya lihat hidung sampeyan kok sudah bengkok, sudahcapek menghirup nafas ya?!' Lho, ternyata besoknya Kang Kandarmeninggal."

"Ya. Waktu itu saya pikir Gus Jakfar hanya berkelakar," sahut UstadzKamil, "nggak tahunya beliau sedang membaca tanda pada diri KangKandar."

Saya malah mengalami sendiri," kata Lik Salamun, pemborong yangdari tadi sudah kepingin ikut bicara, "waktu itu, tak ada hujan takada angin, Gus Jakfar bilang kepada saya, 'Wah saku sampeyan kokmondol-mondol, dapat proyek besar ya?!' Padahal saat itu saku sayajustru sedang kempes. Dan percaya atau tidak, esok harinya, sayamemenangkan tender yang diselenggarakan pemda tingkat propinsi."

Apa yang begitu itu yang disebut ilmu kasyaf?" tanya Pak Carik yangsejak tadi hanya asyik mendengarkan

"Mungkin saja," jawab Ustadz Kamil, "makanya saya justru takutketemu Gus Jakfar. Takut dibaca tanda-tanda buruk saya, lalu pikiransaya terganggu."
***
MAKA ketika kemudian sikap Gus Jakfar berubah, masyarakat pun geger;terutama para santri kalong, orang-orang kampung yang ikut mengajitapi tidak tinggal di pesantren seperti Kang Solikin, yang selamaini merasa dekat dengan beliau. Mula-mula Gus Jakfar menghilangberminggu-minggu, kemudian ketika kembali tahu-tahu sikapnya berubahmenjadi manusia biasa. Dia sama sekali berhenti dan tak mau lagimembaca tanda-tanda. Tak mau lagi memberikan isyarat-isyarat yangberbau ramalan. Ringkas kata dia benar-benar kehilangankeistimewaannya.

"Jangan-jangan ilmu beliau hilang pada saat beliau menghilang itu,"komentar Mas Guru Slamet penuh penyesalan, "wah, sayang sekali! Apagerangan yang terjadi pada beliau?"

"Kemana beliau pergi saat menghilang pun, kita tidak tahu," kata LikSalamun, "kalau saja kita tahu kemana beliau, mungkin kita akanmengetahui apa yang terjadi pada beliau dan mengapa beliau kemudianberubah."

"Tapi bagaimana pun, ini ada hikmahnya," ujar Ustadz Kamil, "palingtidak kini, kita bisa setiap saat menemui Gus Jakfar tanpa merasadeg-degan dan was-was; bisa mengikuti pengajiannya dengan niat tulusmencari ilmu. Maka jika kita ingin mengetahui apa yang terjadidengan gus kita ini, hingga sikapnya berubah atau ilmunya hilang,sebaiknya kita langsung saja menemui beliau."
Begitulah, sesuai usul Ustadz Kamil, pada malam Jumat sehabiswiridan salat Isya, dimana Gus Jakfar prei, tidak mengajar,rombongan santri kalong sengaja mendatangi rumahnya. Kali ini hampirsemua anggota rombongan merasakan keakraban Gus Jakfar, jauhmelebihi yang sudah-sudah. Mungkin karena kini tidak ada lagi sekatberupa keseganan, was-was, dan rasa takut.

Setelah ngobrol kesana-kemari akhirnya Ustadz Kamil berterus terangmengungkapkan maksud utama kedatangan rombongan, "Gus, di sampingsilaturahmi seperti biasa, malam ini kami datang juga dengan sedikitkeperluan khusus. Singkatnya, kami penasaran dan sangat ingin tahulatar belakang perubahan sikap sampeyan."
"Perubahan apa?" tanya Gus Jakfar sambil tersenyum penuharti, "Sikap yang mana? Kalian ini ada-ada saja. Saya kok merasatidak berubah."
"Dulu sampeyan kan biasa dan suka membaca tanda-tanda orang," tukasMas Guru Slamet, "kok sekarang tiba-tiba mak pet, sampeyan tak maulagi membaca bahkan diminta pun tak mau."
"O, itu," kata Gus Jakfar seperti benar-benar baru tahu. Tapi diatidak segera meneruskan bicaranya. Diam agak lama, baru setelahmenyeruput kopi di depannya, dia melanjutkan: "Ceritanya panjang."Dia berhenti lagi, membuat kami tidak sabar, tapi kami diam saja.
"Kalian ingat, ketika saya lama menghilang?" akhirnya Gus Jakfarbertanya, membuat kami yakin dia benar-benar siap untuk bercerita,maka serempak kami mengangguk. "Suatu malam saya bermimpi ketemuayah dan saya disuruh mencari seorang wali sepuh yang tinggal disebuah desa kecil di lereng gunung yang jaraknya dari sini sekitar200 km ke arah selatan. Nama Kiai Tawakkal. Kata ayah dalam mimpiitu, hanya kiai-kiai tertentu yang tahu tentang kiai yang usianyasudah lebih 100 tahun ini. Santri-santri yang belajar kepada beliaupun rata-rata sudah disebut kiai di daerah masing-masing."
"Terus terang, sejak bermimpi itu, saya tidak bisa menahan keinginansaya untuk berkenalan dan kalau bisa berguru kepada wali Tawakkalitu. Maka dengan diam-diam dan tanpa pamit siapa-siapa, saya punpergi ke tempat yang ditunjukkan ayah dalam mimpi dengan niatbilbarakah dan menimba ilmu beliau. Ternyata ketika sampai disana,hampir semua orang yang saya jumpai mengaku tidak mengenal nama KiaiTawakkal. Baru setelah seharian melacak kesana-kemari, ada seorangtua yang memberi petunjuk. 'Cobalah nakmas ikuti jalan setapakdisana itu,' katanya, 'Nanti nakmas akan berjumpa dengan sebuahsungai kecil, terus saja nakmas menyeberang. Begitu sampai seberang,nakmas akan melihat gubuk-gubuk kecil dari bambu. Nah kemungkinanbesar orang yang nakmas cari akan nakmas jumpai di sana. Di gubukyang terletak di tengah-tengah itulah tinggal seorang tua sepertiyang nakmas gambarkan. Orang sini memanggilnya Mbah Jogo. Barangkaliitulah yang nakmas sebut Kiai siapa tadi?' 'Kiai Tawakkal.' 'Ya,kiai Tawakal. Saya yakin itulah orangnya, Mbah Jogo.' Saya punmengikuti petunjuk orang tua itu, menyeberang sungai dan menemukansekelompok rumah gubuk dari bambu. Dan betul, di gubuk bambu yangterletak di tengah-tengah, saya menemukan Kiai Tawakkal alias MbahJogo sedang dikelilingi santri-santrinya yang rata-rata sudah tua.Saya diterima dengan penuh keramahan, seolah-olah saya sudahmerupakan bagian dari mereka. Dan kalian tahu? Ternyata penampilanKiai Tawakkal sama sekali tidak mencerminkan sebagai orang tua.Tubuhnya tegap dan wajahnya berseri-seri. Kedua matanya indahmemancarkan kearifan. Bicaranya jelas dan teratur. Hampir semuakalimat yang meluncur dari mulut beliau bermuatan kata-kata hikmah."
Tiba-tiba Gus Jakfar berhenti, menarik nafas panjang, baru kemudianmelanjutkan, "Hanya ada satu hal yang membuat saya terkejut danterganggu. Saya melihat di kening beliau yang lapang, ada tanda yangjelas sekali, seolah-olah saya membaca tulisan dengan huruf yangcukup besar berbunyi 'Ahli neraka'. Astaghfirullah! Belum pernahselama ini saya melihat tanda yang begitu gamblang. Saya ingin tidakmempercayai apa yang saya lihat. Pasti saya keliru. Masak seorangyang dikenal wali, berilmu tinggi, dan disegani banyak kiai yanglain, disurat sebagai ahli neraka. Tak mungkin. Saya mencoba meyakin-yakinkan diri saya bahwa itu hanyalah ilusi, tapi tak bisa. Tandaitu terus melekat di kening beliau. Bahkan belakangan saya melihattanda itu semakin jelas ketika beliau habis berwudhu. Gila."

Akhirnya niat saya untuk menimba ilmu kepada beliau, meskipunsecara lisan memang saya sampaikan demikian, dalam hati sudahberubah menjadi keinginan untuk menyelidiki dan memecahkankeganjilan ini. Beberapa hari saya amati perilaku Kiai Tawakkal,saya tidak melihat sama sekali hal-hal yang mencurigakan. Kegiatanrutinnya sehari-hari tidak begitu berbeda dengan kebanyakan kiaiyang lain: mengimami salat jamaah; melakukan salat-salat sunnatseperti dhuha, tahajjud, witir, dan sebagainya, mengajar kitab-kitab(umumnya kitab-kitab besar); mujahadah; dzikir malam; menemui tamu;dan semisalnya. Kalau pun beliau keluar biasanya untuk memenuhiundangan hajatan atau-dan ini sangat jarang sekali- mengisipengajian umum. Memang ada kalanya beliau keluar pada malam-malamtertentu; tapi menurut santri-santri yang lama, itu pun merupakankegiatan rutin yang sudah dijalani Kiai Tawakkal sejak muda. Semacamlelana brata kata mereka."
"Baru setelah beberapa minggu tinggal di 'pesantren bambu', sayamendapat kesempatan atau tepatnya keberanian untuk mengikuti KiaiTawakkal keluar. Saya pikir inilah kesempatan untuk mendapatkanjawaban atas tanda tanya yang selama ini mengganggu saya."
"Begitulah, pada suatu malam purnama, saya melihat kiai keluardengan berpakaian rapi. Melihat waktunya yang sudah larut, tidakmungkin beliau pergi untuk mendatangi undangan hajatan atau lainnya.Dengan hati-hati, saya pun membuntutinya dari belakang; tidakterlalu dekat, tapi juga tidak terlalu jauh. Dari jalan setapakhingga ke jalan desa, kiai terus berjalan dengan langkah yang tetaptegap. Akan kemana beliau gerangan? Apa ini yang disebut semacamlelana brata? Jalanan semakin sepi; saya pun semakin berhati-hatimengikutinya, khawatir tiba-tiba kiai menoleh ke belakang."
"Setelah melewati kuburan dan kebun sengon, beliau berbelok. Ketikakemudian saya ikut belok, saya kaget, ternyata sosoknya takkelihatan lagi. Yang terlihat justru sebuah warung yang penuhpengunjung. Terdengar gelak tawa ramai sekali. Dengan bengong, sayamendekati warung terpencil dengan penerangn petromak itu. Dua orangwanita-yang satu masih muda dan yang satunya lagi agak lebih tua-dengan dandanan yang menor, sibuk melayani pelanggan sambil menebartawa genit kesana-kemari. Tidak mungkin kiai mampir ke warung ini,pikir saya; ke warung biasa saja tidak pantas, apalagi warung yangsuasananya saja mengesankan kemesuman ini. 'Mas Jakfar!' tiba-tibasaya dikagetkan oleh suara yang tidak asing di telinga saya,memanggil-manggil nama saya. Masya Allah, saya hampir-hampir tidakmempercayai pendengaran dan penglihatan saya. Memang betul, matasaya melihat Kiai Tawakkal melambaikan tangan dari dalam warung. Ah.Dengan kikuk dan pikiran tak karuwan, saya pun terpaksa masuk danmenghampiri kiai saya yang duduk santai di pojok. Warung penuhdengan asap rokok. Kedua wanita menor menyambut saya dengan senyumpenuh arti. Kiai Tawakkal menyuruh orang di sampingnya untukbergeser, 'Kasi kawan saya ini tempat sedikit!'. Lalu, kepada orang-orang yang ada di warung, kiai memperkenalkan saya. Katanya: 'Inikawan saya, dia baru datang dari daerah yang cukup jauh. Caripengalaman katanya.' Mereka yang duduknya dekat, serta mertamengulurkan tangan, menjabat tangan saya dengan ramah; sementarayang jauh, melambaikan tangan."
"Saya masih belum sepenuhnya menguasai diri, masih seperti dalammimpi, ketika tiba-tiba saya dengar kiai menawari, 'Minum kopi ya?'Saya mengangguk asal mengangguk. 'Kopi satu lagi, yu!' kata kiaikemudian kepada wanita warung sambil mendorong piring jajan ke dekatsaya. 'Silakan! Ini namanya rondo royal, tape goreng kebanggaanwarung ini!' Lagi-lagi saya hanya menganggukkan kepala asalmengangguk."
"Kiai Tawakkal kemudian asyik kembali dengan 'kawan-kawan'nya danmembiarkan saya bengong sendiri. Saya masih tak habis pikir,bagaimana mungkin Kiai Tawakkal yang terkenal waliyullah dandihormati para kiai lain, bisa berada di sini. Akrab dengan orang-orang beginian; bercanda dengan wanita warung. Ah, inikah yangdisebut lelana brata? Ataukah ini merupakan dunia lain beliau yangsengaja disembunyikan dari umatnya? Tiba-tiba saya seperti mendapatjawaban dari tanda tanya yang selama ini mengganggu saya dankarenanya saya bersusah payah mengikutinya malam ini. O, pantas dikeningnya kulihat tanda itu. Tiba-tiba sikap pandangan saya terhadapbeliau berubah. 'Mas, sudah larut malam," tiba-tiba suara KiaiTawakkal membuyarkan lamunan saya, 'kita pulang, yuk!' Dan tanpamenunggu jawaban saya, kiai membayari minuman dan makanan kami,berdiri, melambai kepada semua, kemudian keluar. Seperti kerbaudicocok hidung, saya pun mengikutinya. Ternyata setelah melewatikebun sengon, Kiai Tawakkal tidak menyusuri jalan-jalan yang tadikami lalui, 'Biar cepat, kita mengambil jalan pintas saja!'katanya."
"Kami melewati pematang, lalu menerobos hutan, dan akhirnya sampaidi sebuah sungai. Dan, sekali lagi saya menyaksikan kejadian yangmenggoncangkan. Kiai Tawakkal berjalan di atas permukaan air sungai,seolah-olah di atas jalan biasa saja. Sampai di seberang, beliaumenoleh ke arah saya yang masih berdiri mematung. Beliaumelambai, 'Ayo!' teriaknya. Untung saya bisa berenang; saya punkemudian berenang menyeberangi sungai yang cukup lebar. Sampai diseberang, ternyata Kiai Tawakkal sudah duduk-duduk di bawah pohonrandu alas, menunggu. 'Kita istirahat sebentar,' katanya tanpamenengok saya yang sibuk berpakaian, 'kita masih punya waktu, insyaAllah sebelum subuh kita sudah sampai pondok.' Setelah saya ikutduduk di sampingnya, tiba-tiba dengan suara berwibawa, kiai berkatamengejutkan, 'Bagaimana? Kau sudah menemukan apa yang kau cari?Apakah kau sudah menemukan pembenar dari tanda yang kau baca dikening saya? Mengapa kau seperti masih terkejut? Apakah kau yangmahir melihat tanda-tanda, menjadi ragu terhadap kemahiranmusendiri?' Dingin air sungai rasanya semakin menusuk mendengarrentetan pertanyaan-pertanyaan beliau yang menelanjangi itu. Sayatidak bisa berkata apa-apa. Beliau yang kemudian terusberbicara. 'Anak muda, kau tidak perlu mencemaskan saya hanya karenakau melihat tanda 'Ahli neraka' di kening saya. Kau pun tidak perlubersusah-payah mencari bukti yang menunjukkan bahwa aku memangpantas masuk neraka. Karena pertama, apa yang kau lihat belum tentumerupakan hasil dari pandangan kalbumu yang bening. Kedua, kau kantahu, sebagaimana neraka dan sorga, aku adalah milik Allah. Makaterserah kehendak-Nya, apakah Ia mau memasukkan diriku ke sorga atauke neraka. Untuk memasukkan hambaNya ke sorga atau neraka,sebenarnyalah Ia tidak memerlukan alasan. Sebagai kiai, apakah kauberani menjamin amalmu pasti mengantarkanmu ke sorga kelak? Atau kauberani mengatakan bahwa orang-orang di warung tadi yang kau pandangsebelah mata itu, pasti masuk neraka? Kita berbuat baik karena kitaingin dipandang baik oleh-Nya, kita ingin berdekat-dekat denganNya,tapi kita tidak berhak menuntut balasan kebaikan kita. Mengapa?Karena kebaikan kita pun berasal dari-Nya. Bukankah begitu?' Akuhanya bisa menunduk. Sementara Kiai Tawakkal terus berbicara sambilmenepuk-nepuk punggung saya, 'Kau harus lebih berhati-hati bilamendapat cobaan Allah berupa anugerah. Cobaan yang berupa anugerahtidak kalah gawatnya dibanding cobaan yang berupa penderitaan.Seperti mereka yang di warung tadi, kebanyakan mereka orang susah.Orang susah sulit kau bayangkan bersikap takabbur, ujub, atau sikap-sikap lain yang cenderung membesarkan diri sendiri. Berbeda denganmereka yang mempunyai kemampuan dan kelebihan, godaan untuk takabburdan sebagainya itu datang setiap saat. Apalagi bila kemampuan dankelebihan itu diakui oleh banyak pihak.' Malam itu saya benar-benarmerasa mendapatkan pemahaman dan pandangan baru dari apa yang selamaini sudah saya ketahui. 'Ayo, kita pulang!' tiba-tiba kiaibangkit, 'Sebentar lagi subuh. Setelah sembahyang subuh nanti, kauboleh pulang.' Saya tidak merasa diusir; nyatanya memang saya sudahmendapat banyak dari kiai luar biasa ini."
"Ketika saya ikut bangkit, saya celingukan. Kiai Tawakkal sudah taktampak lagi. Dengan bingung saya terus berjalan. Kudengar azan subuhberkumandang dari sebuah surau, tapi bukan surau bambu. Sepertiorang linglung, saya datangi surau itu dengan harapan bisa ketemudan berjamaah salat subuh dengan Kiai Tawakkal. Tapi, jangankan KiaiTawakkal, orang yang mirip beliau pun tak ada. Tak seorang pun darimereka yang berada di surau itu yang saya kenal. Baru setelahsembahyang, seseorang menghampiri saya, 'Apakah sampeyan Jakfar?'tanyanya. Ketika saya mengiyakan, orang itu pun menyerahkan sebuahbungkusan yang ternyata berisi barang-barang milik sayasendiri. 'Ini titipan Mbah Jogo, katanya milik sampeyan.' 'Beliaudimana?' tanya saya buru-buru. 'Mana saya tahu?' jawabnya, 'MbahJogo datang dan pergi semaunya. Tak ada seorang pun yang tahu darimana beliau datang dan kemana beliau pergi.' Begitulah ceritanya.Dan Kiai Tawakkal alias Mbah Jogo yang telah berhasil merubah sikapsaya itu tetap merupakan misteri."
Gus Jakfar sudah mengakhiri ceritanya, tapi kami yang dari tadimendengarkan, masih diam tercenung, sampai Gus Jakfar kembalimenawarkan suguhannya. ***
Rembang, Mei 2002

dari : http://irdy74.multiply.com/recipes/item/3

Agama : Do'a Rabiah Al Adawiah

Tuhanku..
kalau aku mengabdi kepada-Mu karena takut akan api neraka,.... masukanlah aku ke dalam neraka itu ... dan besarkanlah tubuhku dalam neraka itu, hingga tidak ada tempat lagi di neraka itu buat hamba-hamba-Mu yang lain.Dan jika aku menyembah-Mu karena berharap mendapatkan syurga, berikan syurga itu kepada hamba-hamba-Mu yang lain, sebab bagiku Engkau saja sudah cukup.Tetapi jika aku menyembah-Mu karena kecintaanku kepada-Mu, maka berilah aku kesempatan untuk melihat wajah-Mu yang Maha Besar dan Maha Mulia itu.
http://www.yaskum.info/home/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=57

Agama : Rasulullah S.A.W Dan Pengemis Buta

Rasulullah S.A.W Dan Pengemis Buta

Di sudut pasar Madinah Al-Munawarah seorang pengemis Yahudi buta, hari demi hari apabila ada orang yang mendekatinya ia selalu berkata "Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya". Setiap pagi Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad. Rasulullah SAW melakukannya setiap hari hingga menjelang Beliau SAW wafat. Setelah kewafatan Rasulullah tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari Abu Bakar r.a berkunjung ke rumah anaknya Aisyah r.ha. Beliau bertanya kepada anaknya, "anakku adakah sunnah kekasihku yang belum aku kerjakan", Aisyah r.ha menjawab pertanyaan ayahnya, "Wahai ayahanda engkau adalah seorang ahli sunnah hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayahanda lakukan kecuali satu sunnah saja". "Apakah Itu?", tanya Abu Bakar r.a. Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana", kata Aisyah r.ha. Ke esokan harinya Abu Bakar r.a. pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikannya kepada pengemis itu. Abu Bakar r.a mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepada nya. Ketika Abu Bakar r.a. mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak, "siapakah kamu ?". Abu Bakar r.a menjawab, "aku orang yang biasa". "Bukan !, engkau bukan orang yang biasa mendatangiku", jawab si pengemis buta itu. Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya setelah itu ia berikan pada ku dengan mulutnya sendiri", pengemis itu melanjutkan perkataannya. Abu Bakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, aku memang bukan orang yang biasa datang pada mu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada lagi. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW. Setelah pengemis itu mendengar cerita Abu Bakar r.a. ia pun menangis dan kemudian berkata, benarkah demikian?, selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia.... Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat dihadapan Abu Bakar r.a.

dari :http://members.tripod.com/isma_il/pengemis.htm

Marketing : SERVICE QUALITY 50 IDEAS

SERVICE QUALITY 50 IDEAS
"…………the skills for creating customer satisfaction are the master keys to all career success" (Paul R Timm, Ph.D)
QUALITY
Only happens when care enough to do your best
It takes month to find a customer…………second to lose one
I. POWERFUL IDEAS ANYONE CAN USE
TO GET OFF TO A GOOD START
1. Greet them like a guest
2. Talk to customer with your eyes
3. Smile
4. Break the ice
5. Get the customer doing something
6. Watch your personal appearance grooming
7. Check the appearance of your work area cek keadaaan disekitar area
8. Use good telephone techniques
9. Say please and thank
10. Enjoy people and their diversity
11. Call people by name sapa nama nasabah
TO BUILD ON A GOOD START
12. Listen with more than ears
13. Anticipate customer needs
14. Reach out and touch them
15. Compliment freely and sincerely
TO SOLIDIFY A REPEAT CUSTOMER
16. Fish for negative feedback
17. Watch your timing
18. Explain how things works
19. Reassure the decision to do business with you
20. Under promise over deliver
TO SAVE A POSSIBLE LOSS
21. Master recovery skill
22. Disarm the chronic complainer
23. Tell how you fixed it
24. Reconcile with Service Plus
II. POWERFUL IDEAS MANAGER CAN USE
TO CREATE A CLIMATE OF CARING
25. Get everyone involved in setting a theme
26. Reward the right actions
27. Train and build employee competence
28. Explain the taboos in no uncertain terms
29. Handle the chronic complainer
30. Give your people a break
31. Provide the right stuff
32. Know where to recruit
TO GROW SERVICE CHAMPIONS
MENUMBUHKAN KEMENANGAN DALAM PELAYANAN
33. Nurture a culture of caring
34. Enrich their jibs
35. Tke the long view
36. recognize and reinforce
37. Track service behaviors over time
38. Use hoopla and fun
39. Create explorer groups
TO TIE THE CUSTOMER TO COMAPANY
40. Create User Group
41. Use Focus Group
42. Correspond regularly
43. Ask often : How am I doing
44. Make ‘em feel special











III. POWERFUL IDEAS SALESPOEPLE
CAN USE
TO BUILD CUSTOMER SATISFACTION AND LOYALITY
45. Explain features and Benefit
46. Go For the add on sale
47. Stay close after the sale
48. Ask for referrals
49. Maintain a positive attitude about selling
IV. THE 50 POWERFUL IDEAS SUMMARIZED
50. Do Unto Others

Sabtu, 01 Agustus 2009

Pemasaran Bank : Kinerja Customer Service,Memberi solusi Bagi Nasabah

Kinerja Customer Service,Memberi solusi Bagi Nasabah
Tanggal:
27 Apr 2006
Sumber:
Info Bank
InfoBankNews.com, Customer service harus mampu memberikan solusi kepada nasabah. Beberapa bank melakukan pelatihan secara berkala bagi customer service-nya. Apa yang dijadikan tolok ukur customer service yang baik? Enny Ratnawati A.

CUSTOMER service ibarat wajah ter­depan sebuah bank. Alias orang pertama yang berhubungan dengan nasabah. Sehingga, baik buruk pe­la­yanannya akan memengaruhi per­sepsi nasabah terhadap bank. Cus­tomer service juga mencerminkan bagai­mana sebenarnya bentuk layanan bank ter­sebut kepada nasabahnya.
Customer service yang baik tidak cukup hanya bermodal wajah manis dan penampilan necis. Nasabah akan menilai customer service dari berbagai aspek yang dilihat maupun di­rasakan ketika ber­inter­aksi de­ngan­nya. Salah satu aspek penting yang dinilai nasabah ada­lah bagaimana seorang customer service me­na­ngani berbagai ma­salah nasabah dan kemampuannya dalam mem­berikan solusi.
Cara customer service me­layani nasabah juga meng­indikasikan ba­gaimana sesung­guh­nya sikap bank tersebut dalam memberikan layanan kepada nasabahnya. Tidak sa­lah, bila dalam survei Marketing Re­search Indonesia (MRI), peran front liner, termasuk customer service, di­anggap sebagai salah satu unsur ter­penting dalam service excellence.
Tidak hanya itu. Customer service bisa dibilang sebagai sarana marketing bagi bank. Mereka akan menjelaskan beragam produk bank dengan detail sehingga nasabah memper­oleh keterangan lengkap tentang pro­duk-pro­duk tersebut. Nasabah yang sedang ber­­tran­saksi mungkin saja mendapatkan pena­waran lain. Tidak heran, customer service ha­rus me­miliki product knowledge yang baik.
Survei yang dilakukan MRI di tiga kota besar, yaitu Jakarta, Medan, dan Semarang, menempatkan PermataBank di posisi pertama dalam hal customer service. Bank ini menjadi jawara dengan nilai total 82,94 %, meng­ungguli Bank Danamon yang berada di posisi kedua dengan perolehan nilai 78,12% dan Bank Mandiri 78,02%.
Menurut Mahdi Syahbuddin, Managing Director PermataBank, konsep pelayanan di PermataBank sebenarnya sederhana. Mereka berusaha mencari tahu cara untuk memuaskan nasabah dan mendengarkan keluhan nasabah. Bila hal ini sudah diketahui, faktor-faktor yang harus diperbaiki akan segera dieva­luasi.
Secara umum, PermataBank menerapkan tiga konsep dasar dalam mendidik tenaga front liner-nya, yaitu training, coaching, dan mys­tery shopper. Training wajib dilakukan, terutama untuk menyamakan persepsi dan menyeragamkan tindakan di lapangan. Di PermataBank sendiri, training diselengga­ra­kan selama 30 hari.
Coaching yang dilakukan branch manager secara kontinu juga sangat penting. Karyawan yang telah mengikuti training membutuhkan pemimpin cabang yang bisa dijadikan teladan. �Di PermataBank, hierarki bukan segala-gala­nya. Semua orang harus memberikan yang terbaik di bidangnya. Dan, kami minta mereka mengeluarkan semua potensinya,� tambah Mahdi.
Selain itu, PermataBank rutin melakukan mystery shopper. Langkah ini bukan ditujukan untuk memata-matai kinerja karyawan. Me­lainkan, untuk melihat aspek apa saja yang harus diperbaiki dalam diri karyawan. �Ke­pala cabang harus membantu karyawan agar memiliki kebiasaan yang baik. Begitu pula bila kami undang pihak ketiga. Tujuannya bukan memata-matai, tapi kami percaya da­lam waktu lama akan terbentuk sebuah ke­biasaan,� ujarnya.
Uniknya, PermataBank tidak �meng­hu­kum� front liner yang kurang berprestasi. Mereka malah melakukan beberapa langkah perbaikan, sehingga perubahan yang diha­rapkan benar-benar tercapai. Sebaliknya, un­tuk front liner berprestasi, PermataBank tidak segan-segan memberikan peng­hargaan.
Saat ini, PermataBank me­miliki 661 orang tenaga customer service di seluruh Indonesia. Masih kata Mahdi, kun­ci keberhasilan customer service PermataBank adalah bagaimana mereka memberikan la­yanan terbaik kepada nasabah lebih dari yang diharapkan perusa­haan.
Bank Danamon tidak jauh ber­be­da dengan PermataBank. Bank yang berhasil memer­tahankan prestasinya di customer service ini juga melaku­kan beberapa langkah training setelah merektur customer service. Menurut Ali Yong, Trans­action and Services Head Bank Danamon, bank ini melakukan training sendiri maupun training yang melibatkan pihak eksternal. Untuk memperkuat service, ber­bagai materi training pun disiapkan. Salah satunya adalah materi service excellence.
Walau belum banyak, Bank Danamon mulai mengimplementasikan alat yang dina­makan Qmatic di beberapa cabangnya. Dengan alat itu, kinerja customer service bisa dipantau. Sementara, di beberapa cabang yang tidak dipasangi Qmatic, Bank Danamon menerapkan pengukuran service level ber­dasarkan survei. �Kami membawa orang untuk melakukan transaksi, lalu kami hitung menggunakan time limit,� ungkapnya.
Bank memang mempunyai standar dan melakukan pelatihan bagi customer service-nya. Tapi, pada akhirnya, kemampuan me­la­yani nasabah bergantung pada pribadi masing-masing karyawan. Karena itu, ujar Mahdi, sangat penting membangkitkan ke­banggaan terhadap pekerjaan. Tentunya agar karyawan bekerja dengan senang dan nasabah pun terlayani dengan baik.

Pemasaran Bank : MENGUKUR LOYALITAS NASABAH CUSTOMER PUAS BELUM TENTU LOYAL

MENGUKUR LOYALITAS NASABAH CUSTOMER PUAS BELUM TENTU LOYAL
Tanggal:
07 Feb 2007
Sumber:
InfoBankNews.com
InfoBankNews.com, Nasabah loyal atau tidak hanya ditentukan dari berapa lama dia menjadi nasabah bank tersebut. Kreativitas bank bisa membuat nasabah menjadi sangat loyal. Apa saja karakteristik nasabah yang loyal? Enny Ratnawati A.
BAGI bank, loyalitas nasabah merupakan sesuatu yang amat penting. Karena pentingnya, bank akan melakukan berbagai cara agar nasabah tetap loyal dan tidak gampang berpindah ke bank lain. Tapi, membuat nasabah loyal ternyata bukan pekerjaan yang mudah. Hasil “Indonesian Bank Loyalty Index (IBLI 2007)”, kerja sama Markplus dan InfoBank, menunjukkan bahwa nasabah yang puas ternyata belum tentu loyal. Lalu, apa yang harus dilakukan bank untuk membuat nasabah puas dan juga loyal? Bagaimana mengetahui bahwa nasabah itu loyal? Inilah penuturan Hermawan Kartajaya, President MarkPlus&Co, kepada InfoBank seputar loyalitas nasabah. Petikannya: Bisa Anda jelaskan metodologi dalam mengukur loyalitas nasabah? Loyality itu bukan satisfaction saja. Tapi, ada tahap-tahapnya. Kalau diurut dari pertama, satu, orang itu masih suspect. Suspect itu belum jadi pelanggan. Kemudian, menjadi prospect. Dari prospect, akhirnya menjadi first time buyer. Tapi, itu juga belum customer. Kemudian, dia akan menjadi repeat customer. Repeat customer menjadi loyal client. Yang terakhir spritual advocate. Orang yang telah sampai tahap ini, dia akan membela secara spiritual. Dari suspect sampai ke spiritual advocate, kalau ada seratus, paling akan sedikit sekali yang akan membela kita secara spiritual. Kalau dalam suspect, kita punya database (list). Kalau dulu ‘kan diukur metode customer satisfaction. Jadi, asal orang satisfaction, maka dia akan loyal. Sekarang, nggak. Tapi, diukur berdasarkan model-model itu. Satisfaction itu cuma satu. Metode sekarang, walaupun dia tidak jadi customer kita, dia tetap akan dianggap loyal bila dia memang membela kita. Dia mungkin sudah tidak jadi customer kita bukan karena apa, tapi karena memang dia harus atau tidak berada di wilayah kita lagi. Atau, dia sudah naik pangkat dan berbeda social life, sehingga tidak perlu Kijang lagi tapi lebih butuh Corolla. Tapi, dia akan menganjurkan orang lain pertama kali akan memilih Kijang. Kadang-kadang, dia tidak lagi ke Starbuck, tapi akan ngomong dulu sering ke Starbuck. Definisi loyality sudah berubah, bukan hanya satisfaction. Sekarang, sudah berubah. Satisfaction itu hanya salah satunya. Itu filosofinya. Filosofi lain, belum tentu orang yang repeat itu adalah customer loyal. ‘Kan banyak orang yang menjadi nasabah tertentu karena diharuskan oleh perusahaannya. Apakah Anda loyal? Belum tentu. Tapi, kadang harus pindah ke bank tersebut walaupun senang bank lain. Tapi, kalau Anda menganjurkan orang mungkin akan menganjurkan bank lain tersebut. Jadi, metodologi kita beda dan kita memasukkan unsur-unsur lain. Berdasarkan modal yang enam step tadi, sering kali yang kita ambil bukan target market. Kalau dari pertamanya, kita memrosfek banyak orang, terjadilah transaksional. Tapi, ini nasabah yang sangat lemah dan akan sulit mempertahankan loyalitas karena dia bukan target market-nya. Produk yang di dalam bukan dibuat untuk dia.

Pemasaran Bank : PERFORMA TELEPON TIGA BANK MELESAT PESAT

PERFORMA TELEPON TIGA BANK MELESAT PESAT
Tanggal:
04 May 2007
Sumber:
InfoBankNews.com
InfoBankNews.com, Bank Mandiri tetap tak beranjak dari posisinya seperti tahun lalu sebagai yang terbaik di layanan telepon. Muka baru, HSBC, berhasil mencetak pertumbuhan paling signifikan. Bagaimana BPD? Atik Darmawati AKHIR-AKHIR ini, industri perbankan kian sigap menjaring dana pihak ketiga (DPK) dengan strategi pendekatan pelayanan (service approach). Apalagi, era penjaminan simpanan secara penuh telah berakhir seiring kehadiran Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Bahkan, sejak 22 Maret 2007, LPS hanya menjamin simpanan dengan jumlah maksimum Rp100 juta. Dengan strategi pendekatan pelayanan, yang diperhatikan perbankan tak hanya pelayanan di kantor cabang. Layanan telepon juga merupakan aspek penting yang diperhatikan bank. Perhatian para pelaku bisnis perbankan pada aspek yang satu ini tergolong sangat bagus. Buktinya, dari tahun ke tahun, performa telepon selalu naik. Dalam survei pelayanan prima (service excellence) yang dilakukan Marketing Research Indonesia (MRI) bekerja sama dengan InfoBank sebelumnya, performanya masih 66,20%. Tapi, dalam survei kali ini, angkanya naik menjadi 72,44%. Telepon merupakan salah satu dari dua aspek layanan perbankan yang mengalami kenaikan cukup signifikan. Sedangkan, pertumbuhan customer service dan kenyamanan ruangan masing-masing stagnan dan sedikit menurun. Performa aspek lain naik, walau hanya berkisar satu sampai dengan tiga digit. Acungan jempol patut ditujukan kepada The Hongkong and Shanghai Banking Corporation (HSBC), Bank Central Asia (BCA), dan Bank Internasional Indonesia (BII). HSBC, yang merupakan muka baru, pertumbuhannya paling signifikan, yaitu menjadi 84,16%. Padahal, pada survei sebelumnya, nilainya hanya 45,31%. Ada muka baru lain selain HSBC, yaitu BCA. Angka yang dicatatnya 82,24%. Di survei sebelumnya hanya 65,79%. Menurut Stephen Liestyo, Senior Manager Consumer Banking BCA, prestasi itu merupakan upaya penerapan standar layanan terbaik kepada nasabah. “Kami memiliki standar etika bertelepon. Dan kami juga berkomitmen untuk senantiasa memberi layanan terbaik kepada nasabah, dimana kecepatan layanan menjadi salah satu standar layanan yang kami terapkan,” paparnya melalui jawaban tertulisnya kepada InfoBank, akhir Maret lalu. Kehadiran HSBC dan BCA menyebabkan Standard Chartered (Stanchart) dan Bank NISP terdepak dari sepuluh besar bank terbaik dalam performa telepon. Sementara itu, BII mencetak nilai 84,76%, sebelumnya 67,27%. Hal itu berkat kerja kerasnya selama 2006, yaitu mencanangkan 2006 sebagai “Service Focus 2006” dan selalu melaksanakan moto “Serve Care”. BII berhasil menduduki posisi ketujuh dari sebelumnya posisi kesembilan. Henry Ho, President Director BII, mengemukakan kepada InfoBank, akhir Maret lalu, “Kami mencanangkan tahun 2006 sebagai ‘Service Focus 2006’. Fokus yang kami lakukan adalah perbaikan dan peningkatan dasar-dasar pelayanan.” Tak puas dengan prestasi yang diraih, BII kembali mencanangkan tahun ini sebagai “Service Excellence 2007”. “Kami fokus pada proses improvement di setiap proses yang berdampak pada kepuasan nasabah,” imbuh Henry. Sepuluh besar bank dalam performa telepon secara berturut-turut adalah Bank Mandiri, Bank Danamon, PermataBank, Bank Bukopin, Bank Niaga, Bank Negara Indonesia (BNI), BII, Bank Mega, HSBC, dan BCA. Survei MRI kali ini juga menilai performa bank pembangunan daerah (BPD). Ternyata, performa BPD dalam aspek telepon masih di bawah performa bank-bank badan usaha milik negara (BUMN) dan bank-bank swasta nasional, yakni 52,24%. Aspek layanan telepon BPD ini merupakan salah satu dari dua aspek yang pertumbuhannya paling rendah. Di sebelas besar peringkat performa telepon BPD, Bank Riau tampil sebagai yang terbaik. Nilai yang diraih tak kalah dengan bank-bank swasta nasional, yaitu 76,83%. Posisi paling buncit ditempati Bank Nagari dengan raihan nilai 32,51%. Berikut urutan sebelas besar BPD dalam performa telepon: Bank Riau, Bank Sumut (Sumatra Utara), Bank Jateng (Jawa Tengah), Bank Jatim (Jawa Timur), Bank DKI (Daerah Khusus Ibu Kota), BPD Bali, Bank Papua, Bank Jabar (Jawa Barat), BPD Kaltim (Kalimantan Timur)

Pemasara Bank : PERFORMA SATPAM MENGUSIR KETIDAKAMANAN DI RUANG PELAYANAN PRIMA

PERFORMA SATPAM MENGUSIR KETIDAKAMANAN DI RUANG PELAYANAN PRIMA
Tanggal:
04 May 2007
Sumber:
InfoBankNews.com
InfoBankNews.com, Rasa aman menjadi elemen terpenting bagi terciptanya pelayanan prima. Bank-bank pun berpacu meningkatkan performa keamanan dengan menghadirkan petugas satuan pengamanan (satpam). Bank mana yang paling memberikan rasa aman? Karnoto Mohamad
RASA aman menjadi sesuatu yang sangat mahal di Indonesia. Simak saja tiga bulan pertama 2007. Begitu banyak nyawa manusia melayang sia-sia karena keamanan yang terkoyak, baik karena bencana alam, kecelakaan transportasi, maupun aksi kejahatan manusia. Rasa tidak aman pun menyergap di mana-mana. Di rumah, orang dihantui gempa bumi atau angin puting beliung. Di pusat perbelanjaan, orang waswas dikejar teror bom. Di pesawat, orang dicekam rasa takut. Takut tragedi yang menimpa pesawat Garuda dan Adam Air menimpa dirinya. Bahkan, ketika pergi ke bank untuk menarik atau menyetor uang, orang pun resah, jangan-jangan dikuntit perampok bersenjata. Menyikapi rasa tidak aman yang menghantui masyarakat, terutama para nasabahnya, bank-bank tak tinggal diam. Ruang yang dingin dan nyaman lengkap dengan petugas-petugas garis depan (front liners) yang menawan hati tidak cukup mengusir rasa tidak aman para nasabah. Maka, tenaga satuan pengamanan (satpam) dihadirkan dan diharapkan mampu membebaskan nasabah dari musibah yang diakibatkan aksi kejahatan. Bank Danamon adalah bank yang cukup konsisten meningkatkan mutu pelayanan di lini tersebut. Hasilnya, performa petugas satpamnya tampil paling baik di antara bank-bank lain sebagaimana survei yang dilakukan Marketing Research Indonesia (MRI) dan InfoBank kali ini. “Secara internal, kami pun sudah melakukan survei untuk mengukur tingkat keberhasilan pelayanan front liners. Bukan hanya customer service dan teller, melainkan juga satpam,” ujar Ali Young, Transaction and Service Head Bank Danamon, kepada Kristopo dari InfoBank, bulan lalu. Upaya meningkatkan performa satpam juga dilakukan Bank Bukopin. Bank yang mencatat skor tertinggi dalam hal kenyamanan ruangan ini berusaha melengkapi kualitas pelayanan primanya dengan penampilan satpamnya. Menurut Glen Glenardi, Direktur Utama Bank Bukopin, terciptanya petugas front liners yang mampu menyajikan pelayanan prima itu dimulai dari perekrutan, pelatihan, hingga komitmen petugas garis depan untuk memberikan yang terbaik. “Dalam praktiknya, penerapan service excellence tidak selalu berjalan mulus. Semuanya memerlukan proses dan effort yang terus-menerus,” ujar Glen kepada InfoBank secara tertulis, bulan lalu. Kejahatan tak pandang bulu. Para perampok pun tak hanya memilih nasabah bank yang berkantor di Jakarta, tapi juga di daerah-daerah. Menyadari hal itu, upaya memberikan rasa aman kepada nasabahnya pun dilakukan bank pembangunan daerah (BPD). Berdasarkan hasil survei, MRI menempatkan Bank Sumut (Sumatra Utara) sebagai bank daerah yang performa satpamnya paling baik disusul BPD Sumsel (Sumatra Selatan) dan Bank DKI (Daerah Khusus Ibu Kota). ”Kami selalu meng­evaluasi standar pelayanan yang diberikan kepada seluruh karyawan, dari pejabat, teller, satpam sampai dengan driver dan cleaning service,” ujar Gus Irawan Pasaribu, Direktur Utama Bank Sumut, kepada InfoBank secara tertulis, bulan lalu. Upaya meningkatkan performa satpam oleh bank-bank patut dihargai. Maklum, aksi kejahatan yang dilakukan perampok kerap menimpa nasabah-nasabah bank. Selain untuk meredam aksi perampokan, performa satpam sebagai petugas garda depan turut menentukan terciptanya pelayanan prima. Bukan tak mungkin, nasabah menjadi setia dengan bank karena satpamnya yang andal dan ramah. Jadi, peran satpam tak bisa dianggap sepele. Bayangkan, jika ada aksi perampok­an di bank sementara performa satpamnya melempem, semua kenyamanan di ruang pelayanan pasti akan terkubur. Akhirnya, rasa aman nasabah akan terusik dan trauma menyambangi bank.

Pemasaran Bank : PERFORMA KENYAMANAN RUANG KUALITAS DELAPAN BANK MENURUN

PERFORMA KENYAMANAN RUANG KUALITAS DELAPAN BANK MENURUN
Tanggal:
04 May 2007
Sumber:
InfoBankNews.com
InfoBankNews.com, Ruang yang nyaman dapat membuat nasabah betah bertransaksi. Ujungnya, citra bank dapat ikut terkerek. Bank mana saja yang unggul dalam hal kenyamanan ruang? Enny Ratnawati A
RUANG yang nyaman bukan hanya didambakan seseorang di tempat tinggalnya. Nasabah yang bertransaksi di bank juga membutuhkannya. Tidak heran jika beberapa tahun terakhir perbankan nasional berlomba menciptakan ruang yang nyaman. Bukan hanya untuk nasabahnya, melainkan juga untuk pekerjanya. Ruang yang nyaman memang memberikan aura dan semangat tersendiri. Sebut saja layout ruang. Selain demi keindahan, layout ruang yang nyaman akan membuat nasabah betah bertransaksi. Ujungnya, kenyamanan ruang dapat menguatkan citra atawa image bank bersangkutan. Kesadaran bank-bank akan pentingnya kenyamanan ruang masih sangat tinggi. Tidak heran jika survei yang digelar Marketing Research Indonesia (MRI) de­ngan tajuk “Bank Service Excellence Monitor 2006” ini menunjukkan, hampir sepuluh bank yang disurvei meraup nilai nyaris sempurna. Nilai tertinggi direbut Bank Bukopin dan Citibank dengan nilai 100%. Sedangkan, nilai terendah dalam kelompok tersebut diraih Bank Danamon de­ngan nilai hampir sempurna, yaitu 98,72%. Hampir meratanya nilai yang diperoleh bank-bank itu paling tidak memberi indikator keseriusan mereka dalam menata kenyamanan ruang. Bank-bank terlihat tidak segan-segan mengeluarkan uang untuk menata gedung dan layout ruang demi menyamankan nasabah ketika bertransaksi. Beberapa bank juga terlihat berani meng­ubah konsep ruang. Perubahan tersebut me­ngacu pada keinginan dan hasil survei terhadap nasabah. Sebuah bank swasta, misalnya, mengubah konsep ruangnya menjadi lebih minimalis dan mungil, tapi terlihat lebih indah. Selain mengikuti keinginan nasabah, konsep minimalis dipilih untuk menyesuaikan dengan tren desain ruang saat ini. Dari survei MRI, baik bank lokal maupun bank asing terlihat punya komitmen yang sama dalam memandang kenyamanan ruang. Intinya, mereka ingin nasabah merasa nyaman bertransaksi. Syukur-syukur bila kenyamanan ruang memberikan pengalaman tersendiri bagi nasabah sehingga nasabah akan kembali berkunjung. Bank Bukopin berhasil meningkatkan nilainya dari 98,80% menjadi 100%. Sedangkan, Citibank mampu mempertahan­kan nilai sempurna yang diperolehnya pada survei sebelumnya, yakni 100%. Menurut Glen Glenardi, Direktur Utama Bank Bukopin, apa yang dilihat dan dirasakan nasabah merupakan hal penting yang harus diperhatikan pihak bank. “Kami ingin nasabah diyakinkan bahwa Bank Bukopin memperhatikan semua yang menjadi concern nasabah,” ujarnya secara tertulis kepada InfoBank. Glen mengaku, Bank Bukopin juga mengembangkan standar pelayanan sendiri yang berbeda dengan bank lain. Meski hampir semua bank di kelompok sepuluh besar punya nilai nyaris sempurna, toh, di luar Bank Bukopin dan Citibank, nilai delapan bank menurun. Bahkan, sejumlah bank yang merebut nilai sempurna pada survei sebelumnya tidak mampu mempertahankan prestasinya pada survei kali ini. Misalnya, Standard Chartered Bank, The Hongkong and Shanghai Banking Corporation (HSBC), Bank Niaga, Bank Mandiri, dan Bank Danamon. Apa kenyataan tersebut mengindikasikan bahwa kualitas kenyamanan ruang tidak lagi menjadi prioritas bank-bank itu? Bisa jadi, jawabannya demikian. Bagaimana nasib bank pembangunan daerah (BPD)? Secara umum, dari sebelas BPD yang dinilai, belum ada standar kenyamanan ruang yang merata. Bank Sumut (Sumatra Utara) dan Bank Nagari menuai nilai sempurna. Tapi, ada juga yang meraih nilai yang rendah, seperti Bank Papua yang hanya memetik nlai 58,65%. Meski begitu, ke depan, masih ada harapan BPD-BPD tersebut mampu menyamai kualitas kenyamanan ruang bank-bank umum yang lain. Apalagi, nilai rata-rata mereka sudah di atas 70%. BPD dan bank umum non-BPD yang memang ingin menyamankan nasabah dan tidak ingin ditinggalkan nasabahnya seharusnya menyadari benar pentingnya aspek kenyamanan ruang. Apalagi, kenyamanan ruang merupakan bagian dari investasi masa depan untuk mempertahankan nasabah yang ada dan menambah nasabah baru yang loyal.

Pemasaran Bank : PERFORMA CUSTOMER SERVICE PEMBENAHAN SERIUS DAN PENINGKATAN PERFORMA

PERFORMA CUSTOMER SERVICE PEMBENAHAN SERIUS DAN PENINGKATAN PERFORMA
Tanggal:
04 May 2007
Sumber:
InfoBankNews.com
InfoBankNews.com, Customer service yang baik mampu membantu nasabah lebih dari yang diinginkan nasabah. Selain penampilan yang menarik, customer service juga harus cukup ilmu dan cekatan dalam bekerja. Bank mana yang unggul dalam customer service? Enny Ratnawati A
MUNGKIN, banyak orang membayangkan bahwa menjalankan pekerjaan sebagai customer service bank merupakan hal mudah. Tidak heran jika lowongan customer service bank—yang sering dipasang di koran-koran—kerap kebanjiran peminat. Apalagi bagi mereka yang merasa dirinya cantik dan berpenampilan menarik. Mungkin, ada sebagian orang meng­anggap, customer service identik dengan penampilan fisik. Padahal, tidak demikian kenyataannya. Memang, seorang customer service yang baik perlu berpenampilan mena­rik dan rapi. Sebab, mereka bertemu atau menghadapi banyak orang, yang tak lain nasabah. Customer service adalah garda terdepan bank yang akan berkomunikasi dengan nasabah. Namun, penampilan menarik plus rapi saja tidak cukup. Nasabah perlu lebih dari itu. Seorang customer service yang baik dituntut tahu seluk-beluk perbankan, terutama berhubungan de­ngan pengetahuan produk. Seorang customer service juga diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan dan keluhan nasabah. Selain itu, dia harus mampu bekerja cepat sekaligus cekatan. Apalagi dalam kondisi nasabah mengantre layanannya. Yang juga tak kalah penting, seorang customer service harus memiliki sikap dan perilaku yang ramah dan sopan. Bila customer service kurang ramah, citra (image) bank di mata nasabah akan turun. Nasabah bisa jadi menilai buruk pelayanan sebuah bank secara keseluruhan. Terkait dengan masalah customer service, Marketing Research Indonesia (MRI) dan InfoBank setiap tahun juga menggelar survei untuk menilai kinerja customer service di perbankan Indonesia. Kali ini, survei dilakukan di tiga kota, yaitu Jakarta, Bandung, dan Solo. Observasi lapangan melalui mystery shopper melibatkan 19 bank, yang terdiri atas bank pemerintah, bank swasta, dan bank asing. “Bank Service Excellence Monitor 2006”, tajuk survei tersebut, juga melibatkan bank pembangunan daerah (BPD). BPD dilibatkan agar terpacu meningkatkan pela­yanan (service)-nya, sehingga mampu bersaing dengan bank-bank umum yang lain. Sebagai bagian dari front liner sebuah bank, customer service tiap tahun juga mendapat penilaian dari MRI. Menurut MRI, dari tahun ke tahun terjadi peningkat­an kualitas pelayanan di bank. Tidak hanya di bank swasta ataupun di bank asing. Di bank pemerintah—yang awalnya tertinggal dalam hal pelayanan di front liner—pun dalam beberapa tahun belakangan telah terjadi perubahan ke arah yang lebih baik dalam hal pelayanan nasabah. Bahkan, mereka diprediksi mampu menyalip kinerja pelayanan di bank-bank swasta dan bank asing. Kali ini, jawara dalam hal customer service disabet Bank Danamon dengan nilai 81,83%. Sebelumnya, Bank Danamon menuai nilai 78,12% atau berada di posisi kedua setelah PermataBank, yang sebelumnya menjadi jawara. Angka yang diperoleh Bank Danamon hanya beda tipis dengan Bank Mandiri, yang memetik nilai 81,11%. Nilai Bank Danamon dan Bank Mandiri meningkat lumayan besar. Ali Yong, Transaction and Services Head Bank Danamon, mengemukakan, konsep customer fulfillment, yang telah ada sejak 2004, sampai dengan saat ini terus dipertahankan dan dikembangkan. “Tujuannya untuk mencari tahu yang menjadi tuntut­an nasabah terhadap layanan perbankan,” ujarnya kepada Kristopo dari InfoBank, medio Maret lalu. Untuk front office, Ali Yong menambahkan, juga diadakan survei secara berkala di kalangan intern Bank Danamon. Performa customer service bank di kelompok sepuluh besar rata-rata meningkat. Ada tiga bank yang nilainya turun ketimbang survei sebelumnya. Mereka ada­lah PermataBank, Bank Niaga, dan Bank Mega. Tidak diketahui secara pasti penyebabnya. Yang jelas, di luar ketiga bank tersebut, pembenahan dilakukan bank-bank lain secara serius. Indikator penilaian MRI terhadap BPD tidak jauh berbeda seperti yang dilakukan terhadap bank umum yang lain. Tapi, nilai yang diperoleh BPD belum bisa menyamai bank umum yang lain. BPD terbaik dalam hal customer service adalah Bank Jabar (Jawa Barat) dengan nilai 54,96%. Posisi kedua dan ketiga masing-masing ditempati Bank DKI (Daerah Khusus Ibu Kota) dan Bank Papua dengan nilai 54,20% dan 52,24%. Hasil yang dicapai Bank Papua sedikit mengejutkan. Ternyata, Bank Papua mampu mengungguli sejumlah bank umum lain di Pulau Jawa dan Bali yang relatif lebih maju.

Pemasaran Bank : PERRFORMA TELLER JAWARA YANG MELAYANI DENGAN HATI

Tanggal:
04 May 2007
Sumber:
InfoBankNews.com
InfoBankNews.com, Seorang teller tidak hanya dituntut cepat dan teliti, tapi juga bagaimana bersikap dan menjaga hubungan baik dengan nasabah. Bank mana yang performa teller-nya terbaik? Apriyani Kurniasih
SENTUHAN pelayanan prima (service excellence) sangat penting dalam dunia perbankan untuk membangun daya saing. Di bank, produk dan pelayanan prima merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Pelayanan prima tidak hanya berlaku untuk petugas garda depan (front liners), tapi juga garda belakang (back end atau back office) plus semua karyawan di semua level. Untuk front liners sendiri, tugas pelayanan sudah seharusnya menjadi mindset setiap orang di bagian ini. Teller, misalnya, tidak hanya harus cepat dan teliti. Ia juga harus mampu berkomunikasi dengan baik. Teller punya peran penting dalam menjaga loyalitas nasabah. Moment of truth, kesan pertama atau pengalaman pertama yang dialami nasabah akan membawa nasabah menjadi loyal. Lalu, seperti apa peran teller dalam menjaga loyalitas nasabah? Sebagai salah satu petugas garda depan bank, teller punya andil sangat besar dalam memberikan pelayanan prima kepada nasabah. Mereka berkewajiban bersikap, memelihara, dan menjaga hubungan baik dengan nasabah. “Yang paling utama adalah greetings, menyapa nasabah, melayani nasabah dengan cepat tapi akurat, dan mengucapkan salam,” ujar salah seorang teller sebuah bank badan usaha milik negara (BUMN) yang tidak mau disebutkan namanya. Bank mana yang performa teller-nya oke? Berdasarkan survei yang dilakukan Marketing Research Indonesia (MRI) dan InfoBank, Bank Danamon menduduki peringkat teratas untuk performa teller dengan nilai 91,31. Posisi kedua adalah Bank Niaga dengan nilai 92,13. Bank Bukopin, yang sebelumnya berada di urutan kelima, kali ini naik ke urutan ketiga. Apa yang diusung Bank Danamon dalam hal pelayanan prima, sehingga tahun ini menjadi yang terbaik? “Kami menerapkan konsep customer fulfillment, yaitu selalu berusaha mencari tahu apa saja yang menjadi tuntutan nasabah dan memenuhi tuntutan tersebut. Kami juga mengharuskan kepada para front officer kami agar melayani nasabah dengan konsep melayani dengan hati,” papar Ali Young, Transaction and Service Head Bank Danamon, kepada Kristopo dari InfoBank. Sementara itu, Bank Bukopin, yang berhasil meningkatkan performa teller-nya dari nilai 86,99 pada survei sebelumnya menjadi 89,18 pada survei kali ini ingin menjadi bank utama bagi nasabahnya. Seperti dituturkan Glen Glenardi, Chief Executive Officer (CEO) Bank Bukopin, kepada Karnoto Mohamad dari Infobank, “Kesan pertama saat berhubungan dengan petugas front office menjadi momen yang paling penting. Ini akan menentukan bagaimana nasabah akan memperlakukan bank kita.” Apa yang dilakukan Bank Danamon dan Bank Bukopin rupanya dilakukan juga oleh Bank Internasional Indonesia (BII). Moment of truth menjadi andalan BII dalam menggaet simpati nasabahnya. Front officer, khususnya teller, dituntut mampu memberikan pelayanan yang meliputi service oriented, target oriented, assurance, dan responsive (STAR) yang kini menjadi service program di BII. Sebagai salah satu front liner BII, teller memperlakukan nasabah sebagai tamu istimewa, yang harus dilayani dengan ramah, sopan, cepat, dan akurat. Tidak heran jika BII, yang sebelumnya bahkan tidak masuk dalam kelompok sepuluh besar, kali ini merebut prestasi membanggakan, berada di peringkat keempat dengan nilai 88,47. Sementara itu, Bank NISP harus puas berada di urutan kelima. Meski begitu, peringkatnya naik dari sebelumnya yang berada di peringkat ketujuh. Urutan keenam hingga kesepuluh masing-masing ditempati Bank Mandiri, Citibank, PermataBank, Bank Central Asia (BCA), dan Bank Negara Indonesia (BNI). Dalam hal ini, PermataBank perlu mendapat sorotan. Sebab, sebelumnya, bank ini berada di peringkat teratas. Tapi, kali ini, posisinya merosot ke urutan kedelapan. Nasib kurang baik harus diterima The Hongkong and Shanghai Banking Corporation (HSBC), yakni terdepak dari jajaran sepuluh besar. Padahal, sebelumnya, bank ini berada di urutan kesembilan yang kini ditempati BCA. Persaingan dalam pelayanan prima—dalam hal ini teller—yang ditampilkan bank-bank nasional memang cukup ketat. Sayang, hal ini tidak diikuti bank pembangunan dareah (BPD). Performa teller di BPD rata-rata masih berada di angka 61,98. Jauh tertinggal dibandingkan dengan bank nasional yang rata-rata mampu meraih nilai 80,6. Performa teller terbaik di BPD diraih Bank Riau. Diikuti secara berturut-turut oleh Bank Papua, Bank DKI (Daerah Khusus Ibu Kota), Bank Sumut (Sumatra Utara), Bank Jateng (Jawa Tengah), BPD Bali, BPD Sumsel (Sumatra Selatan), BPD Kaltim (Kalimantan Timur), BPD Jabar (Jawa Barat), BPD Jatim (Jawa Timur), dan Bank Nagari. Sepertinya perlu ada perhatian khusus untuk BPD dalam hal pelayanan, terutama bagaimana mendidik dan mengoptimalkan peran teller-nya. Meskipun memiliki segmen pasar yang pasti (captive market), masalah pelayanan tidak boleh diabaikan. Sekali lagi, yang dituntut dari teller itu tidak hanya cepat dan teliti, tapi juga bagaimana bersikap dan menjaga hubungan baik dengan nasabah.